Jakarta, IDN Times - Mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo emosi ketika anak buahnya, Arif Rachman yang sempat melihat CCTV Duren Tiga menyebut Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J) terekam masih hidup. Menurut Sambo apa yang dilihat anak buahnya itu tidak benar.
Kejadian bermula ketika Arif Rachman yang melihat salinan rekaman CCTV Perumahan Polri Duren Tiga terkejut melihat Yosua masih hidup. Hal ini berbeda dengan informasi yang disampaikan mantan Kapolres Jakarta Selatan Budhi Herdi dan Karopenmas Humas Polri Brigjen Ramadhan.
Arif pun langsung menelepon Hendra Kurniawan. Ia melaporkan apa yang dilihatnya dari rekaman itu bahwa Yosua sedang berjalan dari pintu samping garasi rumah menuju pintu samping melalui taman rumah setelah Sambo masuk rumah dinasnya.
"Mendengar suara Arif gemetar dan takut, lalu Hendra memenangkannya dan meminta agar pada kesempatan pertama ini Arif dan Hendra menghadap Ferdy Sambo," ujar Jaksa saat membacakan dakwaan Arif Rahman di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (19/10/2022).
Kemudian, Hendra mengajak Arif menghadap Sambo di Mabes Polri pada Rabu, 13 Juli 2022. Lalu, Hendra menyampaikan apa yang dilihat Arif pada Sambo bahwa ada perbedaan keterangan Sambo terkait peristiwa penembakan Yosua.
Sambo mengatakan bahwa Yosua dengan Richard Eliezer (Bharada E) saling tembak. Namun, CCTV menunjukkan bahwa Yosua masih hidup dan berjalan di taman rumah dinas Sambo.
"Perbedaan tersebut dijelaskan sebanyak dua kali oleh Hendra Kurniawan, namun Ferdy Sambo tidak percaya dan mengatakan 'Masa sih', ujar Jaksa.
Hendra juga meminta Arif yang melihat langsung untuk menjelaskan pada Sambo. Arif pun kembali menyampaikan pada Sambo apa yang dilihatnya, tapi Sambo kembali membantahnya.
"Itu Keliru. Masa kamu tidak percaya sama saya?" kata Jaksa menirukan ucapan Sambo.