Keberadaan Sang Maestro di Balik Sejarah Taman Ismail Marzuki

Mengenang Ismail Marzuki dalam sebuah pusat seni kebudayaan

Jakarta, IDN Times – Taman Ismail Marzuki atau yang lebih dikenal dengan sebutan TIM merupakan pusat kesenian dan kebudayaan yang berlokasi di jalan Cikini Raya 73, Jakarta Pusat. Gedung bersejarah ini diresmikan pada 1968 oleh Gubernur Provinsi DKI Jakarta ke-9, Jenderal Marinir Ali Sadikin.

Dilansir dari laman resmi Taman Ismail Marzuki, tempat dulunya merupakan ruang rekreasi umum Taman Raden Saleh (TRS) yang digunakan masyarakat untuk melihat sejumlah hewan, selain itu terdapat lokasi khusus di mana masyarakat bisa menonton balap anjing, yang saat ini merupakan tempat mahasiswa fakultas perfilman dan televisi Institut Kesenian Jakarta (IKJ) menuntut ilmu.

1. Perbedaan fasilitas yang dimiliki TIM zaman dahulu dan sekarang

Keberadaan Sang Maestro di Balik Sejarah Taman Ismail MarzukiIDN Times/Gregorius Aryodamar P

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, terdapat lokasi khusus menonton aksi balap anjing, yang saat ini beralih fungsi menjadi lokasi untuk belajar para mahasiswa IKJ. Selain itu, terdapat lapangan untuk bermain sepatu roda, dan bioskop bagi masyarakat untuk menikmati film yang sedang tayang pada saat itu.

Setelah dilakukan perubahan, TIM saat ini lebih dikenal sebagai tempat untuk menonton dan menggelar pertunjukkan seni seperti teater, musik, dan kegiatan budaya lainnya. Jika dahulu terdapat fasilitas luar ruangan yang bisa digunakan masyarakat, saat ini fasilitas yang disediakan oleh TIM merupakan fasilitas dalam ruangan seperti Galeri Bhakti Budaya, Galeri Cipta II, Teater Kecil, Teater Halaman, Plaza TIM, dan Teater Jakarta.

Umumnya ruangan tersebut digunakan untuk sebuah pertunjukan, namun tidak dengan Plaza TIM. Selain digunakan untuk pertunjukan, di sini pengunjung bisa menikmati makanan tradisional, karena terdapat kafe di dalamnya.

2. Diambil dari nama seorang komponis

Keberadaan Sang Maestro di Balik Sejarah Taman Ismail MarzukiIlustrasi musik (Pixabay)

Ismail Marzuki, nama ini merupakan nama dari seorang komponis pejuang yang menciptakan banyak karya berupa lagu-lagu yang tidak asing di telinga masyarakat, seperti, Halo-Halo Bandung, Berkibarlah Benderaku, Nyiur Melambai, Sepasang Bola Mata, dan masih ada lagu-lagu lainnya.

Atas karya dan jasanya itu, nama Ismail Marzuki diabadikan sebagai nama sebuah gedung kesenian di Jakarta Pusat.

Baca Juga: Pengganti Bioskop TIM Selesai Dibangun Pertengahan 2021

3. Panggung para seniman

Keberadaan Sang Maestro di Balik Sejarah Taman Ismail MarzukiANTARA FOTO/Dodo Karundeng

Sebelum menjadi tempat yang ramai bagi masyarakat untuk menampilkan berbagai pertunjukan di atas panggung, beberapa seniman sudah terlebih dahulu menampilkan karyanya di sana seperti Farida Oetojo, seorang balerina yang menampilkan tarian baletnya pada saat itu.

Selain itu, terdapat beberapa nama yang turut memeriahkan panggung di TIM, seperti Sardono W. Kusumo yang karyanya pernah ditampilkan di Televisi Republik Indonesia (TVRI), Rendra, Slamet Abdul Sjukur, Arifin C. Noer, Teguh Karya, dan masih banyak lagi nama-nama yang pernah menampilkan karyanya di panggung tersebut.

4. Taman Ismail Marzuki direvitalisasi

Keberadaan Sang Maestro di Balik Sejarah Taman Ismail MarzukiIDN Times/Gregorius Aryodamar P

Di usianya yang sudah menginjak 51 tahun, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan untuk merevitalisasi Taman Ismail Marzuki. Anies mengatakan revitalisasi TIM bertujuan untuk meningkatkan dan memutakhirkan kawasan ini menjadi sentra kegiatan kesenian serta kebudayaan bertaraf internasional. 

"Dari tempat ini, kita berharap budayawan-budayawan nasional maupun internasional akan bisa mengekspresikan karyanya. Tempat ini akan menjadi ekosistem kebudayaan yang sehat, sehingga bisa tumbuh para seniman, para budayawan," kata Anies di TIM, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (3/7).

Proyek ini direncanakan akan selesai pada pertengahan 2021 dan dilakukan dalam beberapa tahap. Tahap pertama, meliputi bangunan Masjid Amir Hamzah yang berlokasi di area Plaza Graha, Bhakti Budaya, Gedung Parkir Taman dan Pos Damkar (Juli-Desember 2019). 

Tahap selanjutnya, revitalisasi meliputi Gedung Perpustakaan dan Wisma TIM (Juli 2019-Desember 2020) di area ex kantor DPP angkatan 66 ARH hingga jajaran kantin.

5. Revitalisasi TIM menelan anggaran Rp1,8 triliun

Keberadaan Sang Maestro di Balik Sejarah Taman Ismail MarzukiIDN Times/Gregorius Aryodamar P

Dirut PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Dwi Wahyu Daryoto mengatakan, total anggaran yang dibutuhkan untuk revitalisasi TIM Rp1,8 triliun. Sementara, Pemprov DKI Jakarta sudah mengantongi anggaran yang bersumber dari APBD Rp200 miliar. 

"Untuk penyertaan modal daerah (PMD) 2019 ini sudah disetujui memang berdasarkan APBD 2019 tuh Rp200 miliar, jadi ini untuk tahap pertama," ujar Dwi. 

Jadi, untuk penambahan anggaran di tahun berikutnya, Pemprov DKI Jakarta akan kembali memasukkan PMD revitalisasi TIM pada penganggaran tahun berikutnya.

Baca Juga: FOTO: Suasana Hari Pertama Bioskop Legendaris TIM Resmi Ditutup

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya