Ketua Aspikom: Manusia Saat Ini Terbagi Jadi Dua Kelompok
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Ketua Asosiasi Program Ilmu Komunikasi (Aspikom) yang juga Ketua Departemen Ilmu Komunikasi FISIPOL Universitas Gadjah Mada (UGM) Muhamad Sulhan mengatakan, saat ini manusia terbagi dalam dua kelompok, yaitu Utopyan dan Dystopyan.
"Inilah dua kelompok yang akan mewarnai kehidupan masyarakat kita di era society 5.0,” ujar Sulhan dalam Seminar Nasional bertajuk “Perubahan Lingkungan dan Dinamika Komunikasi Kontemporer”, yang diselenggarakan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara, Jakarta, Rabu (20/11).
Baca Juga: Kasus Intoleransi Marak, Romo Magnis: Negara Tak Boleh Lunak
1. Perbedaan Utopyan dan Dystopyan
Menurut Sulhan, Utopyan adalah manusia yang fanatik dengan teknologi dan cenderung mengedepankan pola pikir berbasis logika. Berbeda dengan Dystopyan.
Dystopyan adalah manusia yang hati-hati terhadap penggunaan teknologi, dan cenderung lebih memperlihatkan sisi humanis dalam pikiran dan perilaku mereka.
2. Jika masing-masing pihak menganggap diri paling benar, bisa timbul perpecahan
Editor’s picks
Sulhan mengatakan, komunikasi memiliki peran dalam perkembangan teknologi informasi. Sebab, khalayak terhubung secara beragam, baik dalam aspek intrapersonal, interpersonal, maupun dalam komunikasi massa.
Kemampuan mencerna dan memaknai pesan yang beragam, tergantung pada tingkat pengetahuan, kelas sosial, jenis kelamin, etnisitas dan usia.
Sulhan juga mengatakan, manusia akan memegang kendali terhadap informasi yang ingin disampaikan dan yang dianggap benar.
Lalu, apabila masing-masing pihak menganggap diri mereka paling benar, maka bisa timbul perpecahan.
3. Berkurangnya nilai humanisme di masyarakat bisa memperkuat eksklusifitas dalam beragama
Sementara Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo mengatakan, kemudahan akses dalam berkomunikasi melalui media baru juga berdampak bagi sisi kemanusiaan dan keagamaan.
"Kemanusiaan manusia akan tereduksi dalam mekanisme teknologi,” ujar Antonius Benny Susetyo yang akrab disapa Romo Benny.
Menurut Romo Benny, dengan berkurangnya nilai-nilai humanisme di masyarakat, akan berakibat menguatnya eksklusifitas dalam beragama.