2018, Indonesia Urutan Pertama Korban Bencana Alam Terbanyak di Dunia

Semua jenis bencana hadir di Jawa Barat

Bandung, IDN Times - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo mengatakan, pada tahun 2018, korban bencana di Indonesia menempati peringkat pertama di dunia. Bahkan, Selama 19 tahun terakhir, Indonesia menempati peringkat kedua dengan jumlah korban bencana terbanyak setelah Haiti.

"Tahun lalu, korban jiwa di Indonesia 4 ribu lebih jiwa dan menduduki peringkat pertama korban bencana di dunia," ujar Doni dalam acara Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) 2019 di Sesko TNI AU, Lembang, Bandung, Jawa Barat, Jumat(26/4).

1. Lembang berada di wilayah sesar aktif

2018, Indonesia Urutan Pertama Korban Bencana Alam Terbanyak di DuniaIDN Times/Axel Jo Harianja

Selain itu, Doni mengungkapkan bahwa Lembang sendiri berada di wilayah sesar aktif. Untuk itu, pihaknya terus berupaya menyerukan kepada masyarakat Lembang agar siap siaga dalam menghadapi bencana gempa bumi yang diakibatkan sesar tersebut.

"Tiap tahun Sesar Lembang mengalami pergeseran kurang lebih sebanyak 0,5 sentimeter atau 5 milimeter. Kalau terakhir (gempa) diketahui kejadian 1.400 (tahun) dan sekarang masuk pada 700 tahun. Artinya apa? Risiko itu (gempa) akan terjadi. Kapan waktunya tidak tahu, yang pasti kita harus siap," ungkap Doni.

Baca Juga: BNPB Tegaskan HKB Bukan Seremoni, Melainkan Mengedepankan Aksi Nyata

2. Media diajak untuk mensosialisasikan soal bencana kepada masyarakat

2018, Indonesia Urutan Pertama Korban Bencana Alam Terbanyak di DuniaIDN Times/Axel Jo Harianja

Menurut Doni, penduduk yang menempati kawasan Bandung Utara sangat padat. Ia pun berharap, seluruh elemen masyarakat termasuk media massa untuk mensosialisasikan kepada masyarakat terkait kondisi sesar Lembang. "Media punya peran dan bisa mengedukasi dan sosialisasi bahwa kita hidup di patahan lempeng," jelasnya.

3. Semua jenis bencana hadir di Jawa Barat

2018, Indonesia Urutan Pertama Korban Bencana Alam Terbanyak di DuniaIDN Times/Axel Jo Harianja

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengatakan bahwa dari sudut pandang geografis, geologis, hidrologis, serta hidrometeorologis, Jawa Barat merupakan provinsi yang rawan akan bencana.

"Semua jenis bencana hadir di Jawa Barat. Gempa bumi, dengan potensi gempa magnitude 8.7 dari megathrust selatan Jawa dan potensi sesar aktif di darat seperti Sesar Cimandiri, Sesar Lembang, dan Sesar Baribis," katanya.

Selain itu, tanah longsor di bagian selatan Jawa Barat. Banjir, di bagian utara dan tengah Jawa Barat, tujuh gunung api aktif, potensi tsunami di semua kabupaten/kota di pantai selatan Jawa Barat, serta puting beliung dan kekeringan yang kerap terjadi di beberapa daerah.
 
Dari data bencana yang dihimpun oleh BPBD Provinsi Jawa Barat, dari tahun 2013 – 2018 juga tercatat sebanyak 6607 kejadian bencana di wilayah tersebut.

"Itu artinya rata-rata terjadi 1.200 kejadian per tahun, atau 3 kejadian per hari," ungkap Ridwan.

Pria yang akrab disapa Kang Emil ini juga menjelaskan, menurut data indeks risiko bencana indonesia (IRBI), Jawa Barat mempunyai skor IRBI sebesar 166 dengan kelas risiko tinggi.

"Perlu diketahui juga bahwa secara nasional, peringkat 1, 2 , dan 3 skor IRBI ditempati Kabupaten Cianjur, Garut, dan Sukabumi secara berturut-turut," kata Emil.

4. HKB 2019 dilaksanakan di Lembang, Bandung

2018, Indonesia Urutan Pertama Korban Bencana Alam Terbanyak di DuniaHKB 2019 (IDN Times/Axel Jo Harianja)

BNPB dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyelenggarakan HKB bertempat di Lembang. Terkait dengan wilayah Lembang, hasil kajian Pusat Studi Gempa Nasional (Pusgen) dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menunjukkan bahwa wilayah ini teridentifikasi Sesar Lembang yang berpotensi gempa magnitudo maksimum 6.8.

Beberapa rangkaian kegiatan meliputi ikrar sukarelawan, pengukuhan forum PRB Jawa Barat, dan Pembina Pramuka Siaga Bencana, geladi ruang, penanaman pohon dan rambu bencana, geladi lapang, penandatanganan nota kerja sama, peluncuran produk kesiapsiagaan, dan fieldtrip menuju Tebing Keraton. Sejumlah lebih dari 2.000 orang terlibat dalam penyelenggaraan HKB di Lembang yang digelar sejak 22 hingga 26 April 2019.

Baca Juga: Kepala BNPB: Sehebat Apa pun, Teknologi Tak Akan Mampu Melawan Alam

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya