Aktor Intelektual Pemutilasi 2 WNI di Malaysia Masih Diburu

Polri dan PDRM terus mendalami kasus mutilasi itu

Jakarta, IDN Times - Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, Polis Diraja Malaysia (PDRM) masih mengejar aktor intelektual pembunuhan dan mutilasi bos tekstil asal Bandung, Ujang Nuryanto dan rekan wanitanya bernama Ai Munawaroh.

"Aktor intelektual dalam pembunuhan itu masih dalam pengejaran, satu orang," ujar Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (26/2).

1. Dua orang yang diduga melakukan pembunuhan masih mengelak

Aktor Intelektual Pemutilasi 2 WNI di Malaysia Masih Diburushutterstock.com/Ilkin Zeferli

Sebelumnya PDRM telah menangkap dua warga negara (WN) Pakistan yang diduga sebagai eksekutor pembunuhan. Akan tetapi, hingga kini keduanya masih mengelak.

"Iya, tapi untuk bisa mengungkap dua orang ini eksekusi kan aktor intelektualnya harus ditangkap dulu, dua orang ini tetap mengelak," kata Dedi.

"Tapi kalau tidak ada pengakuan dari dua orang itu, atau tidak ada penguatan dari saksi yang melihat langsung proses pidana itu, itu belum berani polisi mengajukan ke kejaksaan," ujarnya menambahkan.

Baca Juga: Polisi Malaysia Periksa 2 Rekan Bisnis Bos Tekstil Korban Mutilasi 

2. Dua WN Pakistan itu juga ditahan karena kasus lain

Aktor Intelektual Pemutilasi 2 WNI di Malaysia Masih DiburuKaropenmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol. Dedi Prasetyo (IDN Times/Axel Jo Harianja)

Kedua WN Pakistan itu sebelumnya tengah dimintai keterangannya secara intensif oleh PDRM. Namun, hingga saat ini status keduanya masih sebagai saksi. 

Lalu, mengapa kedua orang itu ditahan? Menurut Sekretaris NCB Interpol biro Indonesia Brigjen (Pol) Napoleon Bonaparte, keduanya merupakan orang yang kali terakhir ditemui oleh Nuryanto. 

"Anehnya dua hari kemudian, dua orang ini membuat laporan ke polisi tentang hilangnya dua orang itu," ujar Napoleon di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (14/2) lalu.

Pada Rabu (23/1), kedua warga Pakistan itu mengaku sempat mengantar korban ke pusat perbelanjaan di daerah Podo, Kuala Lumpur. Namun, dua hari kemudian, mereka malah melaporkan ke pos PDRM, dua orang yang sempat mereka antarkan hilang.

"Jadi, memang diduga kuat (sebagai pelaku)," kata dia lagi. 

Terkait hal itu, Dedi menuturkan, masa tahanan kedua terduga eksekutor itu sudah habis. Namun keduanya kini ditahan karena kasus lain.

"Kemarin kita sudah menyebutkan masa penahanannya sampai tanggal 24 Februari, habis. Ternyata dia punya kasus lagi menyangkut masalah keimigrasian, yang dua orang (WN Pakistan) itu," tutur Dedi.

3. PDRM butuh 10 hari ungkap kasus mutilasi WNI

Aktor Intelektual Pemutilasi 2 WNI di Malaysia Masih DiburuIDN Times/Sukma Shakti

Sebelumnya, Dedi mengatakan, PDRM membutuhkan waktu sekitar 10 hari untung mengungkap kasus dua warga negara Indonesia (WNI) yang tewas dibunuh dan dimutilasi di pinggir Sungai Buloh, Selangor, Malaysia pada 29 Januari 2019.

"Semuanya masih menunggu hasil laboraturium DNA dari PDRM. Mereka masih butuh waktu sampai 10 hari," ucap Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (19/2) lalu.

Dedi mengungkapkan, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) telah mengirimkan data antemortem WNI korban mutilasi di Malaysia atas nama Ujang Nuryanto dan Ai Munawaroh kepada PDRM. DNA yang dikirim itu masing-masing berasal dari adik dan ayah kandung korban.

"Sudah difasilitasi juga melalui KBRI, Polda Jabar juga proaktif. Minggu kemarin (DNA) sudah diambil dari adik Nuryanto dan ayah kandung Ai Munawaroh. Komunikasi terakhir masih menunggu hasil laboratorium PDRM (Polis Diraja Malaysia)," kata Dedi.

Ia menambahkan, pihak kepolisian Malaysia yang mempunyai otoritas mengungkap kasus terdebut. Dedi mengatakan, Polri hanya dapat membantu terkait data yang dibutuhkan.

4. Polri gandeng PPATK ungkap kasus mutilasi

Aktor Intelektual Pemutilasi 2 WNI di Malaysia Masih DiburuInstagram.com/@goodlifebca

Polri juga telah menjalin kerja sama dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk mengungkap kasus pembunuhan keji bos tekstil asal Bandung, Nuryanto, di Selangor, Malaysia.

Sekretaris NCB-Interpol Indonesia Brigjen Pol Napoleon Bonaparte mengatakan, PPATK telah memberikan data transaksi keuangan Nuryanto kepada Polri. Selanjutnya, data transaksi itu akan diteruskan ke Polisi Diraja Malaysia (PDRM).

"Kerja sama dengan PPATK untuk melihat jalur transfer keuangan korban," ujar Napoleon di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (14/2) lalu.

Napoleon menjelaskan, berdasarkan hasil pemeriksaan PPATK, diperoleh data transaksi keuangan Nuryanto pada rekening Bank Central Asia (BCA) miliknya. Kini, Polri tengah berkoordinasi dengan Interpol di Malaysia dan PDRM untuk memeriksa data keuangan tersebut.

"Bukti keuangan berupa transaksi di Bank BCA atas nama Nuryanto sudah kami dapat juga. Dari Divisi Hubungan Internasional (Hubinter) Polri akan berkoordinasi dengan Ses NCB Interpol di Malaysia dan PDRM," jelas dia.

Tidak hanya itu, Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri turut menyerahkan data rekam panggilan keluar-masuk atau call data record pada nomor ponsel Nuryanto ke Divisi Hubinter. Nantinya, semua data tersebut akan diserahkan ke PDRM.

"Untuk percakapan, kami sudah dapat bukti percakapan. Nanti kami kirim bukti percakapan di ponsel korban ke PDRM," jelas Napoleon.

PDRM terus berupaya melakukan penyelidikan kasus pembunuhan disertai mutilasi tersebut. Kasus itu menghilangkan nyawa korban bernama Nuryanto yang merupakan bos tekstil asal Bandung, dan satu orang yang diduga bernama Ai Munawaroh. Ai kini masih dalam proses identifikasi DNA.

Keduanya merupakan rekan kerja yakni bos dan karyawan yang sedang melakukan perjalanan bisnis ke Malaysia. Saat ini, pihak kepolisian baru dapat mengungkap identitas Nuryanto sebagai korban pembunuhan sadis tersebut.

5. Dua WNI dikabarkan hilang sejak Januari 2019

Aktor Intelektual Pemutilasi 2 WNI di Malaysia Masih DiburuIlustrasi jenazah/eastidahonews.com

Sebelumnya, dua WNI sempat dikabarkan hilang saat mengunjungi Malaysia. Nuryanto dan Ai dikabarkan hilang sejak 23 Januari 2019, yang berawal dari kekhawatiran istri Nuryanto yang tidak dapat menghubungi suaminya.

Tidak lama berselang, tersiar berita penemuan tiga kantong jenazah berisi potongan tubuh manusia di tepi Sungai Buloh, Selangor, Malaysia pada 26 Januari 2019.

Baca Juga: Kepolisian Malaysia Butuh 10 Hari Ungkap Kasus Mutilasi WNI

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya