Kisah Ibu dan Balita Terpapar COVID-19, Bagaimana Menghadapinya?

Ini kisah warga Tangsel terpapar virus corona

Jakarta, IDN Times - Virus corona atau COVID-19 tidak mengenal usia untuk menyerang siapa pun. Orang dewasa, muda, hingga anak balita sekali pun bisa terserang virus ini.

Melalui cuitan akun Twitternya pada Kamis 17 Desember 2020, Chief Business Development Officer Asumsi Richo Pramono menceritakan pengalaman istri dan anaknya terpapar COVID-19.

"Istri dan anak saya berusia 2 tahun 3 bulan positif COVID-19. Pengalaman ini terlalu berharga untuk saya simpan sendiri. Terutama jika kejadian ini menimpa orang tua dan anaknya belum lancar bicara," cuit Richo dalam akun Twitternya @jerangkah, Jumat, 18 Desember 2020.

Baca Juga: Miris! Kisah Pasien COVID-19 Hamil 8 Bulan dan Kehilangan Suami

1. Richo dan ibu mertua negatif COVID-19

Kisah Ibu dan Balita Terpapar COVID-19, Bagaimana Menghadapinya?Ilustrasi Swab Test (ANTARAFOTO/Basri Marzuki)

Kejadian ini berawal ketika Richo pulang dinas dari Sulawesi Tengah pada Jumat, 4 Desember 2020. Kala itu, dia dinyatakan negatif COVID-19 berdasarkan hasil tes swab PCR. Ia pun memberanikan diri pulang ke rumah.

Pada Senin, 7 Desember 2020, Richo bekerja seperti biasa di kantor. Lalu, pada Rabu, 9 Desember 2020, ia bekerja dari rumah karena ada Pilkada Serentak. Sehari berikutnya, Kamis, 10 Desember 2020, dia flu berat disertai batuk ringan tanpa demam.

Mengetahui hal itu, Richo mengubah formasi tidur bersama keluarga. Dia tidur sendiri, sedangkan anak, istri, dan ibu mertua tidur bersama di kamar lain. Namun, pada Jumat, 11 Desember 2020, anaknya demam dengan suhu badan 37 derajat celcius. Suhu meningkat menjadi 38 derajat celcius pada Sabtu, 12 Desember 2020.

Alhasil, mereka semua melakukan tes swab PCR di salah satu laboratorium drive thru di kawasan Jakarta Selatan. Hasil tes baru muncul pada Minggu, 13 Desember 2020 dini hari, sedang Richo baru tertidur pada pukul 01.00 WIB.

"Baru nyenyak, pintu kamar terbuka keras. 'Gimana hasil kamu? Aku positif!' kata istri. Jam baru menunjukkan pukul 3 pagi. Kaget betul, ngecek email dalam kondisi belum sadar," kata Richo.

"Istri dan ibu gabung 1 email. Ibu mertua negatif. Anak ikut email saya. Dan, saya negatif tapi anak positif. Hancur betul hati saya. Kacau balau rasanya," sambungnya.

2. Begini cara Richo menangani anaknya yang terpapar COVID-19

Kisah Ibu dan Balita Terpapar COVID-19, Bagaimana Menghadapinya?Istri dan anak Richo Pramono di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet (Dok. Richo Pramono)

Richo menjelaskan, untuk menangani anaknya yang terpapar COVID-19 ada beberapa hal yang dia lakukan. Dia melakukan pengklasifikasian terkait gejala, mulai dari tidak ada gejala, gejala ringan, hingga gejala berat.

"Dari yang saya baca, gejala berat itu kalau anak kecil bisa teridentifikasi dari dua hal. Yang pertama suhunya di atas 38 (derajat celcius), demamnya cukup tinggi. Yang kedua itu mengalami gangguan pernapasan, sesak napas," kata Richo saat dihubungi IDN Times, Sabtu (19/12/2020).

Richo melanjutkan, jika anak kecil mengalami sesak napas, bisa dilihat dari gesturnya. Jika anak kecil kesulitan bernapas, maka hidungnya berupaya jauh lebih berat untuk menghirup napas. Kemudian, dapat dilihat juga berdasarkan rongga dada sang anak.

"Sebenarnya secara gestur, anak-anak dengan orang dewasa itu sama ketika mengalami sesak napas. Dia pasti akan mengeluarkan upaya lebih untuk bernapas. Tidak seperti biasanya gesturnya. Nah, itu kalau yang gejala berat. Kalau yang gejala sedang, seperti yang dialami anak saya, itu masuknya sedang karena dia pilek dan batuk," ungkap dia.

3. Sediakan obat-obatan untuk mengatasi gejala

Kisah Ibu dan Balita Terpapar COVID-19, Bagaimana Menghadapinya?Anak Richo Pramono bernama Naya yang terpapar COVID-19 (Dok. Richo Pramono)

Richo menuturkan, jika anak kecil tak memiliki gejala COVID-19, bisa melakukan karantina di rumah. Jika gejalanya sedang, bisa memilih menanganinya sendiri dengan memberikan obat-obatan yang biasa dikonsumsi.

"Karena kan kalau kita punya anak kecil kita sudah siap obat-obatan yang biasa dia minum. Ketika dia batuk ya obatnya ini ada, ketika dia flu obatnya ada juga," ujar dia.

"Jadi berhubung COVID-19 ini kan gak ada obatnya, maksudnya kan belum di-declare juga sama pemerintah obatnya ini, kita hanya fokus penyembuhan pada sakit yang diderita oleh gejalanya," kata Richo, lagi.

Sedangkan untuk mengatasi COVID-19, bisa menggunakan vitamin. Dia menambahkan, jika suhu badan seseorang berada di atas 38 derajat celcius, bisa diantisipasi dengan obat penurun demam yang memiliki dosis yang kuat.

"Tapi kalau masih berlanjut terus, demamnnya masih bandel, itu sudah masuk ke emergency. Lebih baik langsung dibawa ke rumah sakit," kata Richo.

4. Puskesmas diminta lebih pro aktif kepada pasien

Kisah Ibu dan Balita Terpapar COVID-19, Bagaimana Menghadapinya?Petugas medis (kanan) menyimulasikan pemberian vaksin COVID-19 di Puskesmas Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (19/11/2020). ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah

Setelah mendapat informasi anak dan istrinya terpapar COVID-19, Richo bergegas menghubungi Satgas COVID-19. Satgas menyatakan akan segera mengirimkan petugas medis dari Puskesmas ke kediamannya di kawasan Tangerang Selatan, Banten.

Namun, petugas Puskesmas tak kunjung datang. Alhasil, dia memilih datang sendiri ke Puskesmas yang tak jauh dari kediamannya.

"Saya rasa sih harapannya fasilitas kesehatan yang namanya Puskesmas, kan Pusat Kesehatan Masyarakat. Jadi tolong dikembalikan fungsinya memang sebagai pusat. Dengan cara, mereka seharusnya lebih pro aktif, bukan pasiennya yang pro aktif," ujar Richo.

Pria berusia 29 tahun ini mengatakan, bagaimana pun juga pasien adalah orang sakit yang memiliki keterbatasan untuk mengakses, baik dari segi informasi, maupun dari segi transportasi.

"Ini saya diuntungkan juga dengan jarak yang cukup dekat dengan Puskesmas. Saya gak kebayang kalau misalnya ada rumah yang cukup jauh, lalu gak punya kendaraan dan gak ada akses transportasi umum. Itu akan mengalami kesulitan sekali," kata Richo.

5. Masyarakat diingatkan jangan mudah berputus asa

Kisah Ibu dan Balita Terpapar COVID-19, Bagaimana Menghadapinya?Chief Business Development Officer Asumsi, Richo Pramono (Dok. Richo Pramono)

Richo menceritakan, saat tiba di Puskesmas, justru tidak ditemukan dokter yang berjaga. Alasannya, karena dokter yang berjaga sedang berganti shift. Dengan kondisi petugas Puskesmas yang kurang proaktif, dia menyarankan masyarakat harus lebih aktif lagi.

"Jadi pilihannya jangan cepat berputus asa jika memang jalur itu yang mau ditempuh. Jadi harus sabar, harus ikuti prosedur-prosedurnya, harus ikuti ngaret-ngaretnya. Karena lumayan, waktu menunggunya pun juga lama," ucap dia.

Singkat cerita, pada Selasa, 15 Desember 2020, Richo dan keluarga mendapat titik terang. Istri dan anaknya mendapat tempat untuk karantina di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran. Dia pun berpesan, sebagai masyarakat harus lebih banyak memberikan penekanan kepada fasilitas kesehatan.

"Jadi memang saya juga secara paralel melakukan follow up terus-menerus. Jadi anak istri saya mau diapain nih? Bisa gak dapat tempat untuk karantina dan segala macam? Itu harus di-push terus. Nah, kita juga harus menghubungi beberapa rumah sakit rujukan juga. Walaupun nanti secara prosedur memang melalui Puskesmas," ujar mantan jurnalis ini.

Kini, Richo dan ibu mertuanya melakukan karantina mandiri di rumah. Dua hari yang lalu sampel darah istri dan anaknya sudah diperiksa di laboratorium. Kemudian, foto rontgen thorax keduanya juga menunjukkan hasil yang baik.

"Thoraxnya bersih baik istri maupun anak. Jadi secara biologis tubuhnya alhamdulillah tidak terpapar begitu parah. Virus ini tidak menyebabkan kerusakan. Lalu fokusnya ke depan hanya untuk memulihkan keadaan untuk menjaga imunitasnya," tutur pria yang murah senyum itu.

Baca Juga: Kisah Dokter Penyintas COVID-19, Langsung Pakai Hazmat setelah Sembuh

Topik:

  • Rochmanudin
  • Jumawan Syahrudin

Berita Terkini Lainnya