Serang Polisi di Poso, 2 Teroris Kelompok Ali Kalora Ditembak Mati!

Kedua pelaku sempat melarikan diri namun mampu dikejar

Jakarta, IDN Times - Sebuah video viral di media sosial menayangkan seorang anggota polisi diserang oleh dua orang tidak dikenal (OTK). Peristiwa itu terjadi di wilayah Poso, Sulawesi Tenggara (Sulteng).

"Terjadi penyerangan ke polisi di salah satu bank sekitar pukul 09.00 WITA pagi tadi. Satu polisi tertembak di bagian dada," kata Kabid Humas Polda Sulteng Kombes Pol. Didik Supranoto, saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu (15/4).

1. Dua OTK sempat melarikan diri

Serang Polisi di Poso, 2 Teroris Kelompok Ali Kalora Ditembak Mati!Ilustrasi (IDN Times/Sukma Shakti)

Dalam video tersebut, kedua pelaku datang menggunakan sepeda motor sambil berboncengan. Tanpa diketahui apa alasannya, mereka menyerang polisi yang bernama Briptu Ilham Suhayar. Ilham mencoba melawan kedua pelaku hingga mereka melarikan diri.

Akhirnya, personel TNI-Polri yang tergabung dalam operasi Satgat Tinombala mengejar keduanya. Mereka masih melarikan diri di wilayah Poso.

"Setelah itu mereka tertangkap dan masih melakukan perlawanan. Sehingga, pihak kepolisian melumpuhkan hingga mereka meninggal dunia," jelas Didik.

Baca Juga: Brimob Tewas di Sulteng, Polri Kejar Kelompok Mujahid Ali Kalora

2. Dua pelaku anggota teroris Mujahidin Indonesia Timur

Serang Polisi di Poso, 2 Teroris Kelompok Ali Kalora Ditembak Mati!Anggota Teroris MIT yang menyerang polisi di Poso, Sulawesi Tenggara (Dok. Istimewa)

Lebih lanjut, setelah didalami, kedua pelaku ternyata anggota teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT). Mereka memang sering beraksi di wilayah Poso, Sulteng.

"Masuk dalam DPO. Ali alias Darwin Gobel dan Muis Fahron alias Abdullah," kata Didik.

Untungnya, nyawa Briptu Ilham masih tertolong. Kini, dia dirawat di RSUD Poso.

3. Kelompok teroris MIT sulit ditangkap

Serang Polisi di Poso, 2 Teroris Kelompok Ali Kalora Ditembak Mati!IDN Times/Galih Persiana

Kepolisian Republik Indonesia (Polri) membeberkan alasan mengapa pihaknya membutuhkan waktu lama untuk menangkap teroris Ali Kalora dkk. Salah satu alasannya adalah masyarakat di Sulteng lebih takut dengan kelompok teroris MIT daripada memberikan informasi kepada polisi.

Mantan asisten operasi (Asops) Polri Irjen Pol Rudy Sufahriadi mengatakan, hal itu menjadi salah satu kendala Satuan Tugas (Satgas) Tinombala dalam menggali informasi terkait pergerakan Ali Kalora dan kroni-kroninya.

"Masyarakat di sana lebih takut sama mereka daripada memberi informasi ke kami (aparat TNI-Polri). Ini yang sedang kami pindah ke masyarakat, memberikan kepercayaan kepada masyarakat bahwa kita akan melindungi masyarakat yang ada di sana," jelas Rudy di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin, 4 Maret 2019 lalu.

4. Ali Kalora dkk. sembunyi di pegunungan

Serang Polisi di Poso, 2 Teroris Kelompok Ali Kalora Ditembak Mati!Ilustrasi (IDN Times/Sukma Shakti)

Rudy mengungkapkan, Ali Kalora dkk. bersembunyi di kawasan pegunungan yang berdekatan dengan tempat tinggal masyarakat di sana. Hal itulah yang menurut Rudy membuat masyarakat ragu-ragu menyampaikan informasi kepada polisi.

"Karena kan mereka (kelompok teroris) di atas gunung, masyarakat berkebun dan polisinya itu gak semuanya ada di kebun. Kami gak bisa jaga masyarakat, dari masyarakat juga ragu-ragu memberikan informasi," ungkap Rudy yang kini menjabat sebagai Kapolda Jawa Barat.

Selain itu, kata Rudy, pergerakan kelompok Ali Kalora selalu berpindah dari satu gunung ke gunung lainnya.

"Dari Poso Pesisir Selatan, Poso Pesisir Utara, hingga terakhir diketahui masuk Parigi Moutong. Kemungkinan dibagi dua kelompok dengan kelompok kecil, tapi masih bisa saling melihat dan memberi tanda," jelas Rudy.

Tidak hanya itu, kendala pencarian kelompok MIT menurut Rudy adalah masalah klasik yaitu medan yang sulit.

“Mereka lebih menguasai medannya. Sementara satuan yang bertugas itu gantian enam bulan sekali. Ketika baru menguasai medan, dia waktunya terbatas harus berpindah,” kata Rudy. 

Baca Juga: Satu Polisi Terluka Diserang OTK Bersenjata di Poso

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya