Jakarta, IDN Times - Hunaidi, pria berusia 82 tahun ditemukan tak bernyawa dan bersimbah darah di rumahnya di daerah Pondok Labu pada Kamis (5/4) sekitar pukul 18:00 WIB. Dari Olah TKP, diketahui Hunaidi tewas usai membaca Al-Quran. Peci dan kaos berwarna putih terlihat masih melekat di tubuhnya ketika jenazah ditemukan.
Diduga Hunaidi adalah korban aksi pembunuhan. Bagaimana sosok korban di mata keluarga?
Siti Maesaroh merupakan salah satu anak korban yang langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) usai mendengar kabar duka.
Kepada IDN Times, wanita berusia 53 tahun ini mengatakan almarhum adalah pensiunan TNI.
"Bapak orangnya masih kuat, gak bisa diam orangnya. Ya mungkin karena purnawirawan TNI," kata Siti sambil terisak menangis.
Ia masih tidak percaya sang ayah tewas dengan kondisi mengenaskan.
Siti juga menceritakan keseharian sang ayah. Tampak jelas di matanya, Hunaidi adalah sosok ayah yang amat ia sayangi. Almarhum, kata Siti, juga sangat menyayangi istrinya.
"Bapak kesehariannya pagi selalu bangun jam lima untuk salat subuh jemaah. Habis itu nyapu halaman, masak air. Kesehariannya begitu, selalu membantu ibu yang sudah tua juga. Bapak selalu bantu masak nasi juga," ujar Siti.
Di tengah pembicaraannya, suara Siti terdengar kadang meninggi dan merendah. Ia terlihat masih begitu emosional mengetahui ayahnya menjadi korban pembunuhan.
Saat ini, jenazah korban masih disemayamkan di RS Polri Kramat Jati. Dokter juga melakukan autopsi terhadap jasad Hunaidi untuk mengetahui penyebab kematiannya lebih lanjut.
Setelah itu, jasad korban akan dikembalikan ke rumah duka dan langsung dimakamkan. Hunaidi rencananya akan dimakamkan di pemakaman Angkatan Laut yang berlokasi gak jauh dari rumahnya di Pondok Labu.
"Saya rencana (dikuburnya) di sini aja dekat AL. Ada pemakaman angkatan laut. Makanya nunggu ini kan hasilnya gak tahu berapa hari ya, saya tunggu," ujar perempuan yang mengenakan kerudung berwarna putih itu.