Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
pexels.com/Startup Stock Photos

Jakarta, IDN Times – "Kalau ada unicorn hebat, saya khawatir mempercepat nilai tambah kita dan uang-uang kita lari ke luar negeri. Ya silakan Anda ketawa tapi ini masalah bangsa. Kekayaan Indonesia tidak tinggal di Indonesia."

Itulah kalimat yang diucapkan calon presiden Prabowo Subianto dalam debat Pilpres kedua, Minggu (18/2).

Sejumlah pertanyaan muncul atas pernyataan Prabowo tersebut. Benar gak sih unicorn seperti Go-Jek, Traveloka, Bukalapak dan Tokopedia membawa lari uang Indonesia ke luar negeri?

Lalu bagaimana dengan dana yang didapat dari para usaha rintisan atau startup itu? Selain uang, mungkinkah data dari startup bocor ke luar negeri? Banyak sekali pertanyaan tentang startup.

Padahal startup menyelesaikan banyak masalah masyarakat, loh. Misalnya, ketika kita naik taksi. Kata Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, mata kita akan selalu tertuju pada argo, khawatir akan melonjak drastis.

“Mata kita memandang keindahan Monas? Bukan tapi argo,” katanya.

Lebih lanjut, transportasi online sepert Go-Jek bisa dibilang mengikuti hukum Islam karena memiliki akad yang jelas.

“Nomor satu saya tahu drivernya, kedua saya tahu mau dibawa jalurnya ke mana. Saya tahu ini kira-kira bayar berapa. Karena aplikasinya menyelesaikan permasalahan di masyarakat,” jelas Rudiantara.

Namun sisi positif dari pernyataan Prabowo tersebut kita bisa tahu seperti apa bisnis ekonomi digital atau yang lebih dikenal startup berkembang di Indonesia.

1. Kalau dianggap membawa uang Indonesia ke luar negeri, bagaimana kalau Go-Jek dan lainnya ditutup?

Facebook/Grab/Gojek

Seandainya benar Go-Jek dan startup lainnya membawa uang Indonesia ke luar negeri, lalu pemerintah memutuskan menutup aplikasi tersebut, termasuk Traveloka, Tokopedia dan Bukalapak, apa reaksi kamu?

“Mau gak Go-Jek ditutup? Tidak. Karena mempermudah layanan transportasi umum Indonesia. Mau tidak Traveloka ditutup? Tidak karena kalau gak kita mau terbang apakah harus kembali beli voucher di travel biro, lalu vouchernya ditukar dengan boarding pass di airport? Kalau mau nginap apakah kita mau kayak zaman dulu, beli voucher di travel biro, lalu vouchernya ditukar dengan kunci kamar di resepsionis? Tidak,” kata Menkominfo Rudiantara dalam acara Investasi Unicorn untuk Siapa di Kementerian Komunikasi dan Informatika beberapa waktu lalu.

Sebagian dari kita pasti setuju dengan perkataan Rudiantara. Tidak bisa dipungkiri perkembangan teknologi dan internet telah memudahkan kehidupan kita.

2. Kalau modal asing, berarti yang menggerakan startup juga asing, benarkah demikian?

Editorial Team

Tonton lebih seru di