Jakarta, IDN Times - Ketua DPP PDI Perjuangan, Djarot Saiful Hidayat menepis aksi blusukan yang dilakukan Menteri Sosial, Tri Rismaharini di awal masa jabatannya sebagai pencitraan. Menurut Djarot, aktivitas blusukan dan meninjau situasi di lapangan sudah menjadi ciri khas Risma sejak menjabat Wali Kota Surabaya.
Dikutip keterangan resmi Kementerian Sosial pada Senin, 28 Desember 2020 lalu, Risma memilih blusukan di kawasan aliran Sungai Ciliwung di belakang gedung kementerian Sosial. Tak pelak, aksi Risma itu menuai sorotan dan kritik, bahkan, kata "Mensos" dan "pencitraan" menjadi trending di media sosial pada Selasa (5/1/2021).
"Dari dulu (Bu Risma) sudah begitu. Kok pencitraan? Iya memang ada yang seperti itu (mengembuskan isu untuk pilpres 2024). Tapi, kerja positif aja. Gak usah didengarkan hal-hal seperti itu. Fokus saja pada tupoksinya," kata Djarot ketika dihubungi IDN Times melalui telepon pada Selasa (5/1/2021).
Eks Wakil Gubernur DKI Jakarta yang mendampingi Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama itu mengatakan, sejak awal Risma sudah tidak suka bekerja dari balik meja. Meski kini ia tengah fokus blusukan, Djarot menyebut bukan berarti Risma tak membereskan permasalahan utama yang ada di Kementerian Sosial.
"Dia punya pengalaman membuat e-budgeting ketika masih bertugas di Surabaya. Itu pasti akan dilakukan di Kemensos. Jadi, kalau menurut saya, kebiasaan itu (blusukan) tetap dijalankan saja," ujar dia.
Namun, benarkah aksi blusukan Risma tidak memiliki motif agar ia bisa ikut pilkada atau pilpres? Apakah aksi blusukan Risma efektif membantu masyarakat yang tidak mampu?