Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo, pada acara Pembinaan Ideologi Pancasila dalam rangka Pemusatan Pendidikan dan Pelatihan bagi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional Tahun 2023 di Aula Sarbini Taman Bunga Wiladatika Depok, Jawa Barat. (Dok. BPIP)
Untuk selanjutnya, pada acara yang diselenggarakan Kedeputian Pengendalian dan Evaluasi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila ini Benny menyatakan bahwa dalam era digital, internet dan media sosial memiliki nilai dan bagian luar biasa dalam kehidupan manusia. Keberadaannya yang tidak mengenal ruang dan waktu membuat masyarakat tak sadar makin tergantung kepada internet.
Masyarakat terjebak dalam hyper reality, yaitu realitas yang dilebih-lebihkan akibat konten-konten yang disajikan para influencer dan content creator yang menyajikan perilaku berlebihan terkait kemewahan, kesedihan ataupun hal-hal yang menantang bahaya.
Akibat hal tersebut, terjadi pergeseran nilai di masyarakat. Sekarang masyarakat lebih mementingkan kepopuleran, kuantitas mengenai berapa like, view, dan share yang menyebabkan terjadinya penyalahgunaan media sosial yang cenderung mengedepankan sensasi. Konten nirfaedah dan berita bohong hal ini sejalan dengan perumpamaan Plato tentang manusia yang masuk gua besar dan meraba-raba. Kebenaran di era digital ini cenderung mengedepankan persepsi, bukan kesadaran kritis dalam mengolah informasi.
Saat ini setiap orang bisa menjadi berita dan news, keterbukaan ruang publik di alam digital membuat siapa saja dapat menjadi sumber informasi hingga siapa pun yang kreatif, berteknologi tinggi dengan konten yang dapat memengaruhi masyarakat, dialah yang paling unggul. Hal ini menyebabkan ruang publik direduksi menjadi alat kepentingan, bukan ruang dialektika untuk memajukan masyarakat.
Ruang publik seharusnya menjadi ruang dialog multiarah, bukan sekadar tempat bermonolog para individualis yang tidak menghargai perasaan orang lain dan nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat. Karenanya, diharapkan para Paskibraka harus tampil dalam upaya menjadikan ruang milik bersama ini kembali menjadi ruang terbuka yang santun, ruang nyata yang berpancasila, tempat kita bisa berbagi nilai-nilai kebaikan, serta persatuan dan kesatuan yang merupakan jiwa Indonesia.