Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Makanan siap saji untuk jemaah haji saat puncak haji di Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina). (Media Center Haji).
Makanan siap saji untuk jemaah haji saat puncak haji di Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina). (Media Center Haji).

Intinya sih...

  • Jemaah haji Indonesia akan mendapatkan makanan siap saji selama masa puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
  • Makanan tersebut dikelola dengan teknologi tinggi dan awet hingga bisa dikonsumsi lebih dari setahun.
  • Makanan siap saji merupakan perpaduan produksi Indonesia dengan Arab Saudi yang akan dinikmati oleh 203.320 jemaah di 205 hotel di seluruh Makkah.

Madinah, IDN Times - Jemaah haji asal Indonesia akan mendapat makanan ready to eat atau instan selama masa puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), Arab Saudi.

Makanan siap saji ini sebagai antisipasi keterlambatan makanan kepada jemaah haji, mengingat arus lalu lintas selama puncak haji begitu tinggi.

"Makanan siap saji menjadi solusi, sehingga jemaah tetap mendapatkan makanan yang layak, sehat, serta memiliki selera Nusantara," ujar Direktur Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Limited, Imam Nikmatullah, di Makkah, Senin, 27 Mei 2025.

1. Makanan siap saji dikelola dengan teknologi tinggi

Syarikah telah mempersiapkan maktab atau tenda untuk jemaah haji di Mina, Arab Saudi, Senin, 26 Mei 2025. (Media Center Haji)

Imam menjelaskan makanan siap saji ini berteknologi tinggi. Bahkan, makanan ini awet hingga bisa dikonsumsi lebih dari setahun.  

"Makanan siap saji ini adalah makanan yang dikelola dengan teknologi tinggi, menggunakan mesin ritot bertemperatur serta bertekanan tinggi, sehingga semua kuman bakteria mati, dan makanan tersebut dapat dikonsumsi sampai 18 bulan tanpa perlu proses pemanasan ulang," ujar dia.

Imam menyebut makanan siap saji ini sudah dikirim dari Indonesia dengan enam jenis lauk pauk, mulai dari rendang daging, opor ayam, hingga rendang ayam. 

"Lauknya ada enam jenis, pertama rendang ayam, kemudian rendang daging, opor ayam, serta rendang daging. Itu semua digunakan untuk dimakan di tanggal 7, 8, serta 13 (Zulhijah). Di tanggal 7 dan 8 sebelum berangkat ke Arafah, 7 makan pagi, siang dan malam, serta 8 hanya sarapan saja, lalu jemaah berangkat ke Arafah," kata dia.

"Sepulang dari Mina, di tanggal 13, jemaah akan memakan makanan siap saji di siang dan malamnya," sambungnya.

2. Makanan siap saji perpaduan antara produksi Indonesia dan Arab Saudi

Syarikah telah mempersiapkan maktab atau tenda untuk jemaah haji di Arafah, Arab Saudi, Senin, 26 Mei 2025. (Media Center Haji)

Imam mengatakan makanan siap saji untuk jemaah haji perpaduan antara produksi Indonesia dengan Arab Saudi.

"Lauknya diproses di Indonesia, lalu kita impor ke Saudi. Nasinya diproses di pabrik Manaf, pabrik makanan siap saji yang dimiliki oleh masyarik, masyarik yang biasa melayani jemaah Indonesia," kata dia.

"Lalu dilakukan repackaging di pabrik Manaf di Makkah, kemudian kami kirim dari pabrik Manaf ke hotel-hotel jemah haji Indonesia, untuk kemudian dibawa ke masing-masing jemaah. Satu karton berisi enam porsi, ada sarapan dua dan makan siang makan malam empat, sehingga semuanya enam porsi," sambung Imam.

Imam berharap jemah haji dapat menikmati makanan siap saji dengan cara yang sehat, aman, dan tentu saja nikmat, seperti seleranya Indonesia.

"Cita rasanya betul-betul cita rasa Indonesia, baik lauknya, nasinya maupun nasi uduknya. Dan kami perhatikan juga kandungan karbohidratnya, serta proteinnya insyaallah mencukupi untuk gizi jemaah haji selama masa puncak tersebut," kata dia.

3. Jemaah diimbau langsung santap makanan jika kemasan sudah dibuka

Makanan siap saji untuk jemaah haji saat puncak haji di Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina). (Media Center Haji).

Imam mengimbau kepada jemaah haji agar segera menyantap makanan jika kemasan sudah dibuka. "Makanan siap saji ini karena diprosesnya sudah lama gitu ya, dianjurkan setelah dibuka langsung dimakan. Tidak ditaruh dulu dan nanti makan buat malam itu tidak dianjurkan."

"Jadi setelah dibuka kemasannya langsung dimakan habis, tidak untuk disisakan dan dimakan untuk di waktu yang lain," sambungnya.

Karena itu, Imam melanjutkan, setiap kotak makanan ditutup rapat dengan kemasan yang aman. Dia kembali mengingatkan kepada jemaah jika makanan sudah dibuka agar segera dinikmati dan sisanya segera dibuang.

Makanan siap saji, kata Imam, sudah bisa langsung dikonsumi tanpa harus dipanaskan. Namun, supaya lebih nikmat sebaiknya makanan dipanaskan terlebih dahulu. 

"Bisa (langsung dimakan), jadi secara keamanan makanan sebetulnya itu sudah matang dan tinggal makan. Namun untuk menambah selera dan nasinya supaya lebih enak dan panas, diharapkan nasi itu direndam terlebih dahulu dengan air panas 5-10 menit, setelah itu dibuka, baru kemudian bapak ibu bisa makan nasi yang sesuai selera Indonesia, nasi yang panas dan pulen," kata dia.

"Lauknya tidak perlu dipanaskan, karena itu secara tekstur sudah enak dimakan, dan langsung saja dicampurkan dengan nasi yang sudah dipanaskan," imbuhnya.

4. BPKH Limited bagikan makanan kepada 203.320 jemaah di 205 hotel

Syarikah telah mempersiapkan maktab atau tenda untuk jemaah haji di Arafah, Makkah, Arab Saudi, Senin, 26 Mei 2025. (Media Center Haji)

Imam menyebut sebagai BPKH Limited yang ditugaskan Kementerian Agama (Kemenag) mengadakan dan mendistribusikan makanan siap saji, menyiapkan enam porsi makanan siap saji yang akan dibagikan kepada 203.320 jemaah di 205 hotel di seluruh Makkah.

"Sehingga total makanan ini sekitar 1,2 juta lebih porsi makanan siap saji yang akan dinikmati di hotel jemaah di Makkah," kata dia.

Imam mengatakan satu jemaah mendapatkan satu kardus yang berisi enam porsi. Dua porsi untuk sarapan serta dua porsi untuk makan siang dan makan malam.

"Dimakannya di tanggal 7 pagi, 7 siang dan malam, kemudian di tanggal 8 pada saat sarapan, serta di tanggal 13 pada saat makan siang dan makan malam sepulang dari Mina," kata Imam. 

Editorial Team