PM Hungaria Minta Ukraina Jadi Negara Penyanggah Eropa-Rusia

Disebut untuk mencegah Ukraina kehilangan wilayah totalnya

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban, pada Senin (12/2/2024), mengatakan bahwa Ukraina harus menjadi negara buffer atau penyanggah untuk Eropa dan Rusia. Ia menyebut pendapatnya akan menyelesaikan perang Rusia-Ukraina dan Moskow tidak lagi menyerang Kiev. 

Setelah pecahnya perang di Ukraina, hubungan Hungaria dengan Ukraina justru memanas imbas sikap Orban yang enggan mendukung negara tetangganya. Budapest menduga Kiev sengaja mengirim warga minoritas etnis Hungaria ke medan perang melawan Rusia. 

1. Orban sebut Ukraina akan kehilangan wilayahnya

PM Hungaria Minta Ukraina Jadi Negara Penyanggah Eropa-RusiaPerdana Menteri Hungaria, Viktor Orban. (facebook.com/orbanviktor)

Orban menyebut, Ukraina harus menjadi zona penyanggah bagi Rusia dan Barat apabila tidak ingin kehilangan wilayahnya. Ia mengatakan Rusia akan terus menyerang Ukraina jika tidak bersedia menuruti keinginannya. 

"Suka atau tidak, Ukraina menghendakinya atau tidak, letak Ukraina tetap berada di situ. Cara terbaik untuk mempertahankannya adalah menjadi zona buffer antara Rusia dan Barat, tentu dengan jaminan keamanan. JIka ini tidak terjadi, Ukraina akan kehilangan teritorinya," ungkap Orban, dikutip Ukrinform.

"Rusia tidak akan menyerah dan akan terus menghancurkan Ukraina lagi dan lagi. Rusia tidak akan menerima Ukraina menjadi anggota Uni Eropa (UE) atau NATO, karena Ukraina terletak di pintu masuk dengan Rusia," sambungnya. 

Orban menambahkan, jika Ukraina kalah dalam perang ini, maka mereka akan kehilangan sebagian besar wilayahnya. Ia pun menyebut NATO seharusnya membicarakan keanggotaan Ukraina pada 2008, ketika Rusia masih lemah untuk memblokir NATO. 

Baca Juga: NATO Serukan Eropa Tingkatkan Pasokan Senjata Untuk Ukraina

2. Ukraina tidak menawarkan keamanan bagi Eropa

PM Hungaria Minta Ukraina Jadi Negara Penyanggah Eropa-RusiaTank milik militer Ukraina di medan perang. (twitter.com/DefenceU)

Orban mengungkapkan, Ukraina sekarang tidak mempertahankan Eropa, seperti yang dilakukan Hungaria pada 1956, ketika terjadinya Revolusi Hungaria melawan rezim komunis yang didukung Uni Soviet. 

"Ukraina tidak menawarkan kami, Eropa, keamanan tambahan karena mayoritas dari kami sudah bergabung dalam NATO, yang jauh lebih kuat dibandingkan Rusia. Tidak ada ancaman bahwa Rusia akan menyerang negara anggota NATO," ungkapnya. 

Ia mengungkapkan sudah merasa akan dimulainya perang ketika berkunjung ke Moskow pada Februari 2022. 

"Saya merasa bahwa invasi mungkin terjadi. Setelah berkunjung ke Rusia, saya melihat Rusia percaya cepat atau lambat mereka akan menyelesaikan konflik dengan Ukraina secara paksa, jika Ukraina tetap ingin bergabung dalam NATO," tambahnya. 

3. Orban sebut UE tak boleh kehilangan Serbia

PM Hungaria Minta Ukraina Jadi Negara Penyanggah Eropa-Rusiailustrasi bendera Serbia (unsplash.com/@thestefankostic)

Di sisi lain, Orban mendesak Uni Eropa (UE) untuk mempercepat bergabungnya Serbia ke dalam blok karena Belgrade punya opsi lain. 

"Serbia adalah kunci. Kita membutuhkan Serbia untuk urusan geopolitik. Kita harus segera mempercepat proses perluasan UE dengan Serbia, sebelum dimulainya percepatan dengan Ukraina. Jika kita tidak berintegrasi dengan Serbia secepat mungkin, kita akan kehilangannya," terang Orban, dilansir N1.

"Serbia punya opsi lain. Sebuah perjanjian perdagangan dengan China yang baru saja diselesaikan pada Oktober 2023," sambungnya. 

Serbia sudah masuk dalam negara kandidat UE sejak 2009, tetapi kandidasi tersebut terkendala masalah dan dugaan kurangnya demokrasi. Alhasil, negara Balkan itu mendekatkan diri dengan Rusia dan China. 

Baca Juga: Permusuhan Korea Memanas, Rusia Salahkan AS dan Sekutu

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya