Ilustrasi kekerasan seksual (IDN Times/Mardya Shakti)
Korban yang tidak disebutkan namanya itu mengungkap bahwa motivator JE sering mencari bibit-bibit muda dengan alasan akan dididik sebagai pengusaha yang berhasil seperti JE. Salah satu korban mengaku sering dipanggil di luar kegiatan sekolah. Waktu itu ia masih kelas dua SMA. Umurnya saat itu 16 tahun.
Ketika dipanggil ke ruang khusus JE, biasanya diawali dengan pemberian motivasi untuk masa depannya, atau JE kerap menanyakan kondisi keluarga korban. Setelah memberi motivasi, JE kemudian mulai beraksi, seperti merangkul dan memeluk korban serta meminta korban menganggap JE seperti ayahnya sendiri.
"Kamu saya lihat punya jiwa leadership, kamu bisa saya jadikan sesuatu untuk mengangkat ekonomi keluarga. Intinya kamu harus nurut apapun kata saya," kata korban menirukan ucapan JE.
Awalnya korban ini tidak merasa aneh dengan sikap kebapakan JE. Sebab dia mengaku sudah menjadi anak yatim sejak kelas 6 SD, sehingga merasa menemukan figur ayah saat bertemu dengan JE. Akan tetapi perasaannya berubah dalam hitungan menit, karena ketika itu korban mulai merasa tidak nyaman saat tiba-tiba JE menciumnya.
Sebulan setelah kejadian, korban dipanggil kembali menghadap JE pada malam hari untuk diberi motivasi. Awalnya, JE berbasa-basi dengan menanyakan kondisi keluarga korban. Korban kaget saat JE mendekat dan merabanya.
Korban menyatakan bahwa saat itu ia hanya merasa kaku, diam, kaget, bingung, dan tidak berani berbuat apa-apa. Ia hanya bisa diam dan diperintah untuk kembali ke asrama oleh JE.
Korban juga menyampaikan bahwa beberapa waktu setelah kejadian tersebut, JE kembali memanggilnya ke sebuah ruang khusus yang ditempati JE. Ruang itu masih berada di dalam lingkungan sekolah.
Korban mengatakan bahwa kondisi saat itu sudah gelap dan tiba-tiba JE menarik tangannya ke dalam salah satu ruangan. "Di situ saya merasa enggak berharga, Tuhan ini gimana, saya harus bagaimana, saya enggak ngerti di situ," ucapnya sambil menangis pilu.
Saat menceritakan kejadian tersebut, korban tidak kuasa menahan tangisnya. Ia juga sesekali terdiam. Tangisnya semakin kencang saat menuturkan kejadian rudapaksa yang menimpanya berlangsung 15 kali.