Buka Ijtima Ulama Nusantara, Wapres: Gus Dur Jadi Presiden karena PKB

13 Jan 2023, 18:49 WIB

Wakil Presiden Ma'ruf Amin buka Ijtima Ulama Nusantara yang digelar PKB di Jakarta, Jumat (12/1/2023). (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Jakarta, IDN Times - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin membuka Ijtima Ulama Nusantara yang diselenggarakan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Dalam pidatonya, Ma'ruf mengatakan, ulama memiliki tugas untuk menjaga negara.

"PKB ini partai yang didirikan sebagai wadah untuk politik kiai. Kenapa ada gerakan politik kiai? Karena saat itu kiai tidak tertampung dalam semua partai, belum ada partai yang membawa, dibedakan antara politik kiai dan kiai politik," ujar Ma'ruf dalam pidatonya di Hotel Millenium Jakarta, Jumat (12/1/2023).

1. Ma'ruf Amin berharap PKB menang tiga besar di Pemilu 2024

Wakil Presiden Ma'ruf Amin buka Ijtima Ulama Nusantara yang digelar PKB di Jakarta, Jumat (12/1/2023). (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Dalam kesempatan itu, Ma'ruf Amin berharap PKB menang tiga besar di Pemilu 2024. Ma'ruf juga berharap Pemilu 2024 tidak merusak keutuhan bangsa kita.

"Perdebatan-perdebatan jangan sampai melewati dan membawa permusuhan," ucap dia.

Mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu mengatakan, bila ada perdebatan harus dengan cara yang baik.

2. Gus Dur bisa menjadi presiden karena PKB

IDN Times/Istimewa

Lebih lanjut, Ma'ruf Amin mengatakan, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur menjadi Presiden RI karena PKB. Oleh karena itu, Ma'ruf berharap ada lagi kiai yang menjadi presiden.

"Berkat PKB, Gus Dur bisa jadi presiden. Meskipun cuma dua tahun, tapi kan jadi presiden. Kalau saya ditakdirkan jadi wapres. Kalau bukan kiai jadi presiden atau wapres, minimal santri. Gus Dur sudah mulai, saya mengikuti meskipun wapres, nanti ada lagi. Supaya bisa memberikan warna pada tatanan bangsa ini," kata dia.

3. Kiai jangan berhenti menjaga umat

Wakil Presiden Ma'ruf Amin (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Ma'ruf meminta kepada para kiai untuk tidak berhenti menjaga umat. Menurutnya, itu merupakan tanggung jawab para kiai.

"Ulama-ulama dulu menjaga umat, menyebutkan dalam masalah tujuan umum syariat Islam hanya lima. Itu namanya hifzul din, menjaga agama; hifzul nafs menjaga jiwa; hifzul aql, menjaga akal; hifzul nasl, menjaga keturunan; hifzul mal menjaga harta. Ditambahkan satu lagi, hifzul watan, menjaga tanah air," imbuhnya.