Capim KPK Johanis Tanak tak setuju dengan penggunaan perampasan aset. (IDN Times/Amir Faisol)
Dalam kesempatan itu, Anggota DPR RI dari Fraksi PKB Hasbiallah Ilyas sempat menyinggung Johanis Tanak karena diduga sempat bertemu Muhammad Idris Prayoto Sihite, yang saat itu pernah berperkara.
"Hasil penelusuran kami yang kita lihat, saudara pernah terlibat pernah terlibat dan berkomunikasi dengan pihak yang berperkara, yakni M Idrus Proyoto kalau nggak salah," kata dia.
Ia pun mengingatkan sebagai seorang pimpinan KPK yang mau bersih-bersih meringkus para pelaku terduga tindak pidana korupsi, maka pimpinannya harus bersih terlebih dulu.
"Karena kita pimpinan harus bersih, kalau kita mau menyapu kotoran sapunya harus bersih," ujar dia.
Hasbiallah juga mempertanyakan apa yang mendorong Johanis Tanak untuk ikut dalam seleksi pimpinan KPK, sementara sembilan nilai yang ada dalam lembaga antirasuah itu tidak gampang untuk diterapkan.
"Bagaimana cara anda menjaga sembilan nilai di KPK itu," ujar dia.
Di lain sisi, Hasbi juga bertanya bagaimana strategi yang akan dilakukan oleh Johanis Tanak terkait koordinasi dengan aparat penegak hukum lainnya.
Sebab, dia menjelaskan, banyak aparat penegak hukum yang terjerat korupsi, yang berhubungan dengan proses hukum atas putusan yang diambil.
"Misalnya hakim atau jaksa sering terjadi suap yang berhubungan dengan proses hukum atas putusan yang diambil. Baru baru ini yang heboh kasus Ronald Tanur di Surabaya," kata dia.
Sebelumnya, Johanis Tanak tidak membantah pernah berkomunikasi dengan Idris. Ia mengaku berdiskusi dengan Idris untuk mempersiapkan masa pensiunnya.
"Tentunya kalau orang usia pensiun ini kan dalam kondisi yang sibuk kemudian tiba-tiba harus berhenti, tentunya kita harus mempersiapkan juga. sama dengan seorang yang menikah, ketika akan menikah tentunya mempersiapkan juga hal-hal apa yg di perlukan. Nah jangan sampai nanti ketika pensiun baru kebingungan," imbuh dia.