Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Megawati mendapatkan gelar Profesor Tertinggi dari Seoul Institute of The Arts (SIA). (dok. PDIP)

Jakarta, IDN Times - Presiden Kelima RI yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menerima gelar Profesor Kehormatan dari Seoul Institute of the Arts (SIA), di Seoul, Korea Selatan.

Di atas panggung, Megawati sempat menyanjung budaya Korea yang masuk ke Indonesia. Ia pun mengaku jadi mengikuti KPop hingga drama Korea (Drakor).

“Saya ini nenek dengan tujuh cucu. Ternyata tujuh cucu saya itu sangat menggemari BTS. Saya sendiri bertanya kenapa kok senang BTS? Karena katanya tampilannya luar biasa. Dan saya sebagai seorang nenek tidak mau ketinggalan, jadi juga saya harus mengikuti yang namanya KPop drama Korea, dengan BTS-nya supaya saya bisa berdialog dengan cucu-cucu saya sebagai bagian dari generasi muda bangsa Indonesia,” kata Mega.

1. Megawati usul agar Korea menjalin kerja sama dengan Indonesia di bidang kuliner

Megawati mendapatkan gelar Profesor Tertinggi dari Seoul Institute of The Arts (SIA). (dok. PDIP)

Megawati juga menyinggung soal popularitas makanan Korea di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia. Di Indonesia, masyarakat lokal sudah tak asing dengan kimchi yang khas Korea.

“Saya tadi ketemu Presiden Yoon Suk Yeol dan saya usulkan dalam hubungan sahabat dua negara, harus ditampilkan juga soal culinary ini. Sebab dengan masakan, persahabatan akan semakin kuat. Apalagi di Indonesia ada 25 ribu orang Korea,” kata Megawati.

2. Megawati juga mengenalkan alat musik gamelan

Megawati mendapatkan gelar Profesor Tertinggi dari Seoul Institute of The Arts (SIA). (dok. PDIP)

Megawati tak hanya bicara soal budaya Korea. Di hadapan orang Korea yang hadir di acara itu, ia menunjukkan gamelan dengan lagu Manuk Dadali kepada mahasiswa SIA.

Megawati lalu menjelaskan bahwa gamelan bukan sekedar alat musik atau pertujukkan kesenian. Sebab di dalamnya terkandung makna filosofi yang dalam. Menurut Megawati, gamelan adalah gambaran prinsip gotong royong yang dihidupi oleh masyarakat Indonesia.

“Satu saja alatnya tidak bunyi, akan bisa merusak semuanya,” kata Megawati.

3. Megawati menerima gelar Profesor Kehormatan dari SIA

Megawati mendapatkan gelar Profesor Tertinggi dari Seoul Institute of The Arts (SIA). (dok. PDIP)

Sebelumnya, SIA secara resmi menganugerahkan gelar Honorary Chair Professor, gelar profesor kehormatan tertinggi, kepada Megawati. Penganugerahan itu dilaksanakan di kampus SIA di Kota Seoul, Korea Selatan, pada Rabu (11/5/2022).

Megawati hadir di lokasi untuk menerima penghargaan itu bersama perwakilan pengurus partai serta para sahabatnya. Diantaranya adalah Bendahara Umum DPP PDIP Olly Dondokambey bersama istri Rita, dan Ketua DPP PDIP Rokhmin Dahuri. Tampak jajaran Kedubes RI di Korsel ikut hadir dipimpin Dubes Gandi Sulistyanto.

“Saya ingin menyampaikan sambutan hangat saya di Institut Seni Seoul. Sungguh suatu kehormatan untuk menerima Ibu Megawati dan tamu-tamunya yang terhormat di kampus yang sederhana ini. Selanjutnya, kami senang dapat menganugerahkan kepadanya hari ini, gelar Honorary Chair Professor,” ujar Presiden SIA, Nam Sik Lee.

President Nam menguraikan, gelar itu untuk disiplin ilmu Kebijakan Seni dan Ekonomi Kreatif. Dijelaskannya, gelar itu diberikan dengan mempertimbangkan Megawati telah menjadi pemimpin yang berani dalam membentuk politik dan negara Indonesia. Namun pada saat yang sama, Megawati juga dengan penuh semangat mempromosikan seni, budaya, dan ekonomi kreatif untuk pengembangan perdamaian dan demokrasi serta peningkatan kualitas hidup.

“Dia telah menjadi pelopor penelitian dan inovasi dan telah menjadi panutan bagi generasi masa depan,” kata Nam.

Pada kesempatan itu, Nam juga menjelaskan bahwa SIA telah menjadi yang terdepan dalam eksperimen dan inovasi seni dan pendidikan di Korea. Dan SIA telah menghasilkan banyak pemimpin industri di dalam negeri maupun di luar negeri.

“Seoul Institute of the Arts adalah tempat lahirnya Korean Wave, yang disebut Hallyu yang terus mengejutkan dunia dengan konten kreatif yang memukau,” imbuh Nam.

Dia juga menjelaskan bahwa dalam 8 tahun terakhir, SIA telah berkolaborasi dengan Indonesia melalui kelas gamelan, pertukaran desain Tipografi, dan Pameran Ciptaan Alam oleh Desain serta lokakarya dan proyek yang tak terhitung jumlahnya. SIA juga berencana untuk memulai World Music Center di mana musik Indonesia akan menjadi bagian penting.

“Kami tertarik untuk merekrut banyak pelajar Indonesia yang ingin belajar di sini untuk menjadi aktor, desainer, musisi, dan pembuat film yang akan menginspirasi dunia. Kami juga mencari siswa yang dapat memainkan musik Indonesia dan yang akan berkolaborasi dengan musisi Korea untuk menghasilkan karya baru yang luar biasa yang akan menarik bagi orang Korea dan Indonesia,” beber Presiden Nam.

Maka itu, SIA ingin mengundang dan sekaligus mengirim profesor terkemuka untuk belajar mengenai seni dan budaya di kedua negara.

“Madam Megawati, dengan bangga kami mengundang Anda sebagai Ketua Kehormatan Profesor Institut Seni Seoul. Kami ingin mendapatkan kebijaksanaan dan pengetahuan tentang bagaimana berkolaborasi dengan budaya Indonesia dengan lebih baik. Mari kita bersama-sama menciptakan Gelombang Asia baru yang akan menyapu dunia,” pungkas Presiden Nam.

Gelar profesor kehormatan dari SIA ini menjadi yang kedua untuk Megawati. Sebelumnya, pada Juni 2021 lalu, Megawati menerima gelar Profesor kehormatan dari Universitas Pertahanan (Unhan) RI di Bidang Kepemimpinan Strategik.

Sementara untuk gelar doktor kehormatan, Megawati sudah menerima sembilan. Berikut daftarnya:

1. Waseda University of Tokyo, Tokyo, Jepang, 29 September 2001 (Bidang Politik).
2. Moscow State Institute of International Relations (MGIMO), Moskow, Rusia, 22 April 2003 (Bidang Politik).
3. Korea Maritime and Ocean University, Busan, Korea Selatan, 19 Oktober 2015 (Bidang Politik)
4. Universitas Padjajaran (UNPAD), Bandung, Indonesia, 25 Oktober 2016 (Bidang Politik dan Pemerintahan).
5. Universitas Negeri Padang (UNP), Kota Padang, Indonesia, 27 September 2017 (Bidang Pendidikan Politik).
6. Mokpo National University, Kota Mokpo, Korea Selatan, 16 November 2017 (Bidang Demokrasi Ekonomi).
7. Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Bandung, Indonesia, 8 Maret 2018 (Bidang Politik dan Pemerintahan).
8. Fujian Normal University (FNU), Fuzhou, Fujian, Tiongkok, 5 November 2018 (Bidang Diplomasi Ekonomi).
9. Soka University Japan, Tokyo, Jepang, 8 Januari 2020 (Bidang Kemanusiaan).

Editorial Team