Putri Pemilik Perusahaan Raksasa Huawei Ditangkap di Kanada

Kabarnya, ia ditangkap pada tanggal 1 Desember 2018 lalu

Vancouver, IDN Times - Putri dari pemilik Huawei (Ren Zhengfei) sekaligus wakil ketua Huawei, Meng Wanzhou, dikabarkan telah ditahan oleh pihak kepolisian Kanada pada tanggal 1 Desember 2018 lalu. Meng sendiri telah dilakukan proses ekstradisi ke Amerika Serikat. 

1. Meng sendiri tidak ingin mempublikasi kasus yang dihadapinya

Putri Pemilik Perusahaan Raksasa Huawei Ditangkap di Kanadatwitter.com/CNNBusiness

Dilansir dari CNN, Meng tengah menghadapi proses ekstradisi ke Amerika Serikat setelah ditahan oleh pihak kepolisian Kanada pada tanggal 1 Desember 2018 lalu. Juru bicara Departemen Kehakiman Kanada, Ia McLeod, tidak dapat menjelaskan rincian kasus penangkapan ini.

Meng sendiri meminta kepada pihak kejaksaan dan kepolisian untuk tidak mempublikasikan kasus yang dihadapinya dan keduanya setuju untuk permintaan Meng ini. Menurut juru bicara Huawei mengatakan Meng ditangkap atas nama Amerika Serikat ketika dia sedang transit penerbangan di Kanada.

Pihak Huawei mengatakan Meng menghadapi tuduhan yang tidak jelas di Distrik Timur New York. Rencananya, Meng akan menghadapi pemeriksaan jaminan pada hari Jumat, 7 Desember 2018 mendatang. 

Baca Juga: Ini Anggota Kongres Termuda dalam Sejarah Amerika Serikat

2. Departemen Kehakiman Amerika Serikat sedang menyelidiki keterlibatan Huawei dalam pelanggaran sanksi Amerika Serikat

Putri Pemilik Perusahaan Raksasa Huawei Ditangkap di Kanadatwitter.com/PopescuCo

Pada bulan April 2018 lalu, pihak Departemen Kehakiman Amerika Serikat telah menyelidiki apakah Huawei terlibat dalam pelanggaran sanksi Amerika Serikat terhadap Iran.

"Pihak perusahaan telah memberikan sedikit informasi mengenai tuduhan tersebut dan tidak mengetahui adanya kesalahan oleh Meng. Pihak perusahaan percaya bahwa sistem hukum Kanada dan AS pada akhirnya akan mencapai kesimpulan yang adil. Huawei mematuhi semua hukum dan peraturan yang berlaku di mana ia beroperasi, termasuk kontrol ekspor dan sanksi hukum yang berlaku dan peraturan dari PBB, Amerika Serikat dan Uni Eropa," ungkap pihak juru bicara Departemen Kehakiman Amerika Serikat seperti yang dikutip dari CNN.

Seorang juru bicara Kedutaan Besar Tiongkok di Kanada  mengeluarkan pernyataan yang mendesak Amerika Serikat dan Kanada untuk segera memperbaiki kesalahan dan membebaskan Meng Wanzhou.

"Kami akan terus mengikuti perkembangan masalah ini dan mengambil semua langkah untuk secara tegas melindungi hak dan kepentingan sah warga negara Tiongkok," ungkap juru bicara Kedutaan Besar Tiongkok yang dikutip dari CNN.

3. Pihak Amerika Serikat khawatir dengan perusahaan Huawei yang dinilai dapat memata-matai negaranya

Putri Pemilik Perusahaan Raksasa Huawei Ditangkap di Kanadatwitter.com/cahulaan

Perusahaan Tiongkok yang telah menjual smartphone serta berbagai peralatan telekomunikasi lainnya di seluruh dunia kini menghadapi pengawasan dengan tingkat lebih di Amerika Serikat dan negara lainnya, dimana para pejabat telah memperingatkan potensi risiko keamanan nasional ketika menggunakan produk dari Huawei.

Pihak Amerika Serikat khawatir bahwa pemerintah Tiongkok dapat menggunakan teknologi jaringan Huawei untuk memata-matai orang-orang Amerika Serikat. Senator dari Partai Republik, Ben Sasse, merasa orang Amerika Serikat seharusnya bersyukur dengan penangkapan Meng oleh pihak kepolisian Kanada.

"Kadang-kadang agresi Tiongkok secara eksplisit disponsori oleh negara dan kadang-kadang dicuci melalui banyak entitas sektor 'swasta' Beijing yang berada di tempat tidur dengan partai komunis Xi," ungkap pernyataan Ben Sasse seperti yang dikutip dari CNN.

Begitu juga dengan senator dari Partai Demokrat, Chris Van Hollen, yang menilai keberadaan Huawei menjadi resiko fundamental bagi keamanan nasional Amerika Serikat. "Kami membutuhkan rencana komprehensif untuk menahan Tiongkok dan entitas yang disponsori negara mereka bertanggung jawab atas pelanggaran berat terhadap hukum dan ancaman terhadap keamanan kami," ungkap Chris Van Hollen seperti yang dikutip dari CNN.

Pihak Pentagon sejak bulan Mei 2018 lalu memerintahkan toko-toko di pangkalan militer Amerika Serikat untuk menghentikan penjualan smartphone buatan Huawei dan pesaingnya, ZTE. Serta pada bulan Februari 2018 lalu, para pejabat tinggi dari CIA, NSA, FBI, dan Badan Intelijen Pertahanan mengatakan kepada komite senat bahwa smartphone dari perusahaan-perusahaan asal Tiongkok ini menimbulkan ancaman bagi pengguna di Amerika Serikat.

Baca Juga: Didominasi Huawei, 10 Smartphone dengan Performa Tercepat Oktober 2018

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya