Ilustrasi kekerasan pada anak. (IDN Times/Sukma Shakti)
Dalam rangka menyambut Hari Anak Nasional yang akan diadakan pada 23 Juli mendatang, Arifah mengatakan, lima kegiatan di setiap sekolah berbasis kearifan lokal perlu dilakukan.
"Ada lima kegiatan dalam peringatan Hari Anak. Pertama adalah senam bersama yang diinisiasi oleh Kemendikdasmen, kemudian yang kedua adalah permainan tradisional berbasis kearifan lokal, yang ketiga adalah menyanyikan lagu-lagu Nusantara dan kesenian tradisional, yang keempat adalah dongeng atau bercerita tentang pahlawan di daerah masing-masing, dan yang kelima adalah pengecekan kesehatan gratis," ujarnya.
Hasil yang mengkhawatirkan dari Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SNPHAR) 2024 membuat Arifah menegaskan perlunya permainan tradisional untuk mencegah kekerasan pada anak.
"Kenapa permainan tradisional ini kami munculkan, karena berdasarkan analisisi internal kami, salah satu penyebab tingginya kekerasan terhadap anak yang terjadi di Indonesia berdasarkan hasil survei yang kita lakukan, Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja tahun 2024, 1 dari 2 anak di Indonesia pernah mengalami kekerasan," ujar Arifah.
"Oleh karena itu, kami melihat bahwa salah satu penyebab dari kekerasan terhadap anak adalah yang pertama adalah pola asuh dalam keluarga, yang kedua penggunaan gadget yang tidak bijaksana, dan yang ketiga adalah faktor lingkungan," lanjut dia.