Dampak Perubahan Iklim, Salju Abadi Puncak Jaya Kian Mengkawatirkan

Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, mengatakan salju abadi di Puncak Jaya, papua semakin mengkhawatirkan. Hal itu akibat dampak perubahan iklim.
Apalagi, Indonesia dilanda fenomena El Nino pada tahun ini. Kondisi itu memperparah mencairnya salju abadi di Puncak Jaya.
“Ekosistem yang ada di sekitar salju abadi menjadi rentan dan terancam. Perubahan iklim juga berdampak pada kehidupan masyarakat adat setempat yang telah lama bergantung pada keseimbangan lingkungan dan sumber daya alam di wilayah tersebut,” ungkap Dwikorita dilansir dari keterangan resmi yang ditulis IDN Times, Sabtu (16/9/2023).
1. BMKG beberkan data salju abadi mencair
Dwikorita menerangkan, Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) BMKG bersama Ohio State University, Amerika Serikat, melakukan studi terkait analisis paleo-klimatologi berdasarkan inti es (ice core) pada gletser Puncak Jaya, pada 2010.
Hasilnya, salju es di Puncak Jaya mencair dan menuju kepunahan. Pada 2010-2015, salju abadi menipis dengan ketebalan 1 meter setiap tahun.
Kemudian, pada 2015-2016 ketika terjadi El Nino, salju abadi menipis hingga 5 meter.