5 Generasi Z Berbagi Pengalaman Jadi First Voter di Pilkada Jatim

#Pilkada2018 Suara mereka penting bagi masa depan Indonesia

Surabaya, IDN Times - Untuk sebagian peserta pemilih Pilkada 2018, mungkin kali ini jadi momen nyoblos perdaganya. Istilahnya first voter alias para pemilih muda yang baru memenuhi syarat untuk ikut serta dalam Pemilu.

Dalam Pilkada Serentak 2018 ini, IDN Times berkesempatan mengikuti kegiatan sejumlah first voter dari kalangan generasi z di Surabaya. Yuk, tengok pengalaman mereka yang menentukan masa depan bangsa ini.

1. Alda Greatania, 18 tahun, lulusan SMA yang berharap perbaikan di Jawa Timur

5 Generasi Z Berbagi Pengalaman Jadi First Voter di Pilkada JatimIDN Times/Triadanti

Jarum jam baru menunjukkan pukul 7.30, tapi Alda dan ibunya sudah tampil rapi untuk memilih di TPS dekat rumah. Sang ayah akan menyusul nanti lebih siang. Sambil berjalan, Alda bercerita bahwa ia baru saja diterima di Universitas Negeri Surabaya.

"Aku baru lulus SMA, nanti Agustus masuk Teknik Sipil UNESA," ujarnya kepada IDN Times, Rabu (27/6). Hobinya memang berhubungan dengan desain, jurusan yang cukup ideal untuknya, pikir Alda.

Memilih untuk pertama kalinya, Alda baru menerima KTP-nya pada Mei lalu

5 Generasi Z Berbagi Pengalaman Jadi First Voter di Pilkada JatimIDN Times/Triadanti

Tahun ini, usianya baru genap 18 tahun, sehingga Pilkada 2018 menjadi momen perdananya untuk menggunakan hak suara. Sebenarnya Alda mengaku tidak terlalu mengikuti perkembangan politik.

Dia juga belum terlalu paham tentang hak politik, atau konsekuensi dari tidak menggunakan hak suara dengan benar. Namun, Alda yakin anak muda harus memilih dan tidak golput. Ia percaya bahwa satu suara saja bisa membawa perubahan bagi tanah kelahirannya, Jawa Timur.

Alda sempat gugup mementukan pilihannya di bilik suara

5 Generasi Z Berbagi Pengalaman Jadi First Voter di Pilkada JatimIDN Times/Triadanti

"Deg-degan juga sih, takutnya gak sesuai, takut nanti kertas suaranya jadi gak sah," tutur warga yang berdomisili di daerah Wonokromo, Surabaya, itu. Tanpa memberi tahu siapa orangnya, Alda mengungkapkan alasannya untuk menyoblos sosok yang dipilihnya. "Ya yang programnya lebih baik aja."

Alda berharap pemimpin baru yang terpilih mampu membawa perbaikan bagi Jawa Timur

5 Generasi Z Berbagi Pengalaman Jadi First Voter di Pilkada JatimIDN Times/Triadanti

Alda tak punya harapan spesifik untuk pemimpin Jawa Timur yang baru. Namun yang pasti, ia ingin sang pemimpin terpilih mampu membawa perbaikan dalam segala aspek. Walau baru pertama memilih, dia optimistis suaranya berperan penting bagi masa depan Jawa Timur dan Indonesia.

2. Ilham Malik, 17 tahun, lulusan SMA yang berharap agar pemimpin gak korupsi

5 Generasi Z Berbagi Pengalaman Jadi First Voter di Pilkada JatimIDN Times/Indra Zakaria

Cowok yang baru saja lulus dari SMA 2 Surabaya ini terdaftar sebagai pemilih di TPS 15 Kelurahan Medokan Ayu, Kecamatan Rungkut. Bersama dengan IDN Times, Ilham berangkat sekitar pukul 9.00 menuju TPS untuk menggunakan hak suaranya. Uniknya, meski ikut nyoblos, Ilham tak terlalu excited dengan pesta demokrasi kali ini.

"Kalau dibilang excited banget sebenarnya gak. Ya, biasa aja sih. Sayang aja kalau gak ikut berpartisipasi, daripada golput," ujarnya tersenyum.

Ilham mengaku sebenarnya ia tak terlalu mengenal siapa saja pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur yang beradu di Pilkada. Ia hanya mengenal masing-masing calon dari iklan dan beberapa akun yang kerap mempromosikan calon di media sosial.

"Yang aku tahu cuma ada dua (calon gubernur), satunya dulu menteri dan yang satu lagi dulunya wakil gubernur. Visi, misi, dan programmnya aja aku gak tahu banget," ucapnya.

Ilham berharap gubernur dan wakil gubernur terpilih gak korupsi

5 Generasi Z Berbagi Pengalaman Jadi First Voter di Pilkada JatimIDN Times/Indra Zakaria

Kendati tak terlalu mengenal, ia sudah menentukan siapa yang jadi jagoannya. Katanya, dia punya cara sendiri untuk menentukan pilihan, salah satunya dengan melihat riwayat pendidikan para pasangan calon.

Menurut dia, riwayat pendidikan bisa jadi salah satu tolok ukur kompetensi. Semakin tinggi pendidikan yang dienyam pasangan calon, Ilham berpendapat, kemungkinan besar akan mampu membawa Jawa Timur ke arah yang lebih baik. Tak hanya itu, dia meyakini calon pemimpin tersebut akan bersikap bijak bagi semua lapisan masyarakat.

"Harapanku sih gak banyak, buat siapapun yang nantinya terpilih, yang penting mereka gak korupsi dan bisa memimpin Jawa Timur dengan baik," ujarnya.

3. Ivan, 17 tahun, pelajar SMK berharap ada perbaikan dalam sektor lapangan kerja

5 Generasi Z Berbagi Pengalaman Jadi First Voter di Pilkada JatimIDN Times/Triadanti

Ivan yang sama-sama first voter punya harapan khusus bagi pemimpin baru. "Semoga ke depannya lebih bagus lagi dari segi lapangan kerja," kata remaja yang baru 17 tahun itu.

Ia datang bersama orangtua dan neneknya. Ivan berkata alasannya memilih sosok yang bakal dipilihnya yakni berdasarkan program yang bagus.

"Tapi aku juga gak jamin sih kalau ke depannya pilihanku bakal tetap bagus," ujarnya sambil berseloroh.

Bagi Ivan, Gen Z harus memilih, karena akan menentukan pemimpin Jawa Timur seperti apa di masa depan. Ini bagaikan tanggung jawab bagi anak muda, katanya.

4. Jessica Tasya, 17 tahun, pelajar SMA yang berharap pemimpin baru bisa mengayomi semua warga

5 Generasi Z Berbagi Pengalaman Jadi First Voter di Pilkada JatimIDN Times/Indra Zakaria

Sementara itu, Jessica Tasya yang juga pemilih pemula tampak sangat antusias berpartisipasi di pesta demokrasi lima tahunan ini. Jeje, sapaan akrabnya, sangat menantikan momen nyoblos ini sejak dulu.

"Dari dulu sebenarnya pengen ikut nyoblos, tapi kan belum boleh. Jadi kebetulan tahun ini umurnya pas dan bisa nyoblos, ya seneng banget. Pengin merasakan gimana sih suasana Pemilu itu," kata siswi kelas 3 SMA Negeri 5 Surabaya itu.

Dia berkesempatan menyoblos di TPS 11 RW 8 Wonorejo Indah Timur, Surabaya. Sebenarnya dia kurang paham visi dan misi kedua calon pasangan gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur. Hanya saja, dia mengenal salah satu pasangan calon adalah wali murid kakak kelasnya di SMA.

"Beliau suka datang ke sekolah untuk ikut acara pentas seni atau acara-acara lainnya. Tapi gak pernah kampanye sih selama kunjungan sekolah. Bahkan aku aja baru tahu kalau orangtuanya kakak kelasku itu ikut Pilkada (sebagai pasangan calon)," tuturnya.

Sebagai first voter, Jeje berharap pemimpin bisa amanah dan mengayomi

5 Generasi Z Berbagi Pengalaman Jadi First Voter di Pilkada JatimIDN Times/Indra Zakaria

Meski tak tahu menahu soal program atau visi dan misi pasangan calon, Jeje sangat berharap hak suara yang diberikannya tidak sia-sia. Ia berharap semoga gubernur dan wakil gubernur yang terpilih bisa amanah dalam memegang kekuasaan serta tanggung jawabnya. "Semoga gubernur dan wakil gubernur terpilih juga bisa mengayomi semua warga Jawa Timur selama lima tahun ke depan," ucapnya.

5. Lilla Anjani, mahasiswi yang beranggapan bahwa memilih adalah amanah bagi generasi muda

5 Generasi Z Berbagi Pengalaman Jadi First Voter di Pilkada JatimIDN Times/Triadanti

Lain halnya dengan Lilla Anjani, yang bukan orang baru dalam dunia Pemilu. Ini adalah Pemilu ketiganya setelah sebelumnya mengikuti pemilihan wali kota dan presiden. Sebenarnya mahasiswi semester 7 Teknik Sipil ITS ini sedang menjalani Kuliah Kerja Praktek di Pasuruan, Jawa Timur. Namun, ia menyempatkan untuk memilih di Surabaya karena merasa ini adalah sebuah keharusan.

"Sebelum memilih, aku pasti cari tahu dulu programnya apa saja. Walau gak semua kampanye aku ikutin, tapi sebagai generasi yang sudah bisa mengakses semuanya, aku harus tahu tentang visi misinya apa, atau seperti apa sosok para calon," ujar Lilla.

Pemerataan pembangunan bagi seluruh Jawa Timur jadi harapan terbesar Lilla 

5 Generasi Z Berbagi Pengalaman Jadi First Voter di Pilkada JatimIDN Times/Reza Iqbal

Gadis yang aktif di organisasi kampus ini juga melihat pentingnya peran millennials dan Gen Z dalam Pemilu. "Hak suara ini sudah seperti amanah bagi kita generasi muda. Mau berharap ke siapa lagi kalau bukan ke saya dan teman-teman (generasi muda)," katanya.

Maksudnya, kata dia, akses para orang tua terhadap informasi media tak selancar anak muda. Sehingga anak muda harusnya lebih tahu apa yang terbaik untuk daerahnya. "Cuma menyediakan waktu lima menit untuk menentukan masa depan bangsa, kok," ucapnya.

Saat ditanyai soal harapannya bagi pemimpin yang akan terpilih nanti, Lilla berkata, "Jawa Timur ini aku lihat perkembangannya belum merata, ada beberapa daerah yang perkembangannya begitu pesat dan sebagian lainnya masih tertinggal. Jadi harapannya pemimpin baru bisa menunjukkan pemerataannya, dalam bidang ekonomi, kesehatan, dan lain-lain."

Nah, kalau kamu sendiri sudah menggunakan hak suara dengan bijak belum, nih? Bagikan pengalamanmu di kolom komentar ya!

Topik:

  • Triadanti
  • Indra Zakaria
  • Dewi Suci Rahayu
  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya