Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Dari Barang Bekas, Santoso Ciptakan Bilik Disinfektan Cegah COVID-19

Santoso, pengelola Bank Sampah Bangkitku membuat berbagai perangkat untuk mencegah penyebaran COVID-19. (IDN Times/Ramond EPU)

Jambi, IDNTimes - Upaya pencegahan penyebaran virus corona atau COVID-19 dilakukan berbagai kalangan di masyarakat. Seperti Santoso, pemilik Bank Sampah Bangkitku Kota Jambi, bersama beberapa rekannya menciptakan bilik disinfektan. Berbekal kemampuan merakit barang bekas menjadi barang bermanfaat, Santoso membuat bilik disinfektan yang dibutuhkan masyarakat.

Santoso mengatakan gagasan membuat bilik disinfektan ini karena kondisi pandemi COVID-19. Apalagi di Jambi sudah ada kasus COVID-19 dan perlu upaya bersama melakukan pencegahan penyebaran virus corona.

"Saya berupaya membuat apa yang bisa membantu masyarakat," ujar Santoso, Jambi, Sabtu (28/3).

Yang perlu kamu perhatikan jika terpaksa keluar dari rumah. (IDN Times/Sukma Shakti)

1. Bilik disinfektan dibuat otomatis

Bilik disinfektan dikerjakan di Bank Sampah Bangkitku. (IDN Times/Ramond EPU)

Bilik disinfektan setinggi 2 meter dan lebar 1,5 meter itu terbuat dari rangka besi dan dinding triplek. Santoso menggunakan mesin yang menyemburkan uap disinfektan ke dalam bilik. Pintu masuk dan keluar dibuat dari plastik.

"Tidak perlu lama di dalam bilik disinfektan. Cukup 30 detik sudah bisa mengenai seluruh tubuh," kata dia.

Semburan embun mengguyur orang di dalam bilik secara merata, dengan cara berdiri dan berputar 360 derajat. Santoso memodifikasi cara operasionalnya yang otomatis saat ada orang di dalamnya untuk sterilisasi.

"Saat orang masuk dan menginjak lantai bilik sterilisasi, mesin langsung hidup dan menyemburkan embun disinfektan. Begitu keluar, mesin langsung mati," kata Santoso.

2. Kapasitas 20 liter cairan disinefktan bisa beroperasi selama delapan jam

Selain bilik disinfektan, Bank Sampah Bangkitku juga membuat tempat cuci tangan portabel. (IDN Times/Ramond EPU)

Sementara, kapasitas cairan disinfektan pada bilik buatan Santoso sebanyak 20 liter. Bila beroperasi terus-menerus bisa beroperasi hingga delapan jam.

"Ini kan tergantung orang yang masuk ke dalamnya, sehingga tidak terus-menerus hidup. Sehingga bisa lebih tahan lama lagi cairan itu," kata pria yang juga instruktur pelatihan pemanfaatan barang bekas dan sampah untuk menjadi kerajinan tangan itu.

3. Penggunaan untuk masjid dapat diskon

Tempat cuci tangan portabel yang dibuat di Bank Sampah Bangkitku (IDN Times/Ramond EPU)

Selain bilik disinfektan, produk lainnya adalah tempat pencuci tangan portabel dari bahan jeriken. Air dari kran yang turun dan digunakan untuk cuci tangan, ditampung dan masuk ke corong ukuran besar, yang kemudian mengalir ke saluran pembuangan air.

Santoso kini kebanjiran pesanan dari perkantoran dan masjid. Satu bilik dijual seharga Rp7 juta, dengan bilik disinfektan siap pakai. "Kalau digunakan untuk masjid dapat diskon, cukup bayar Rp4 juta saja. Bayar modal bahannya saja. Tenaga pembuatan tidak perlu dibayar," kata Santoso.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
Jumawan Syahrudin
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us