Evaluasi Pemilu 2019, KPU: Dukung Penghitungan Rekapitulasi Elektronik

Ilham Syahputra, Komisioner KPU, juga turut bersuara

Jakarta, IDN Times - Peliknya tahapan Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 diakui banyak kalangan. Itu termasuk pengakuan Komisioner KPU RI Bidang Teknis dan Penyelenggaraan, Ilham Syahputra.

Walau dukungan Ilham saat ini masih dari suara pribadinya dan bukan mewakili KPU RI, Ilham sendiri menekankan evaluasi perlu dilakukan dalam hal sistem rekapitulasi suara.

Di sisi lain, suara untuk melakukan evaluasi terkait Pemilu 2019 ini juga telah datang dari berbagai lembaga swadaya masyarakat (LSM).

1. Masalah di penghitungan rekapitulasi

Evaluasi Pemilu 2019, KPU: Dukung Penghitungan Rekapitulasi ElektronikANTARA FOTO/Reno Esnir

Ilham menyoroti persoalan terbesar Pemilu 2019.

"Kalau saya pribadi melihat, bukan evaluasi di penghitungan suara. Tapi, di penghitungan rekapitulasi," kata Ilham kepada IDN Times di KPU RI, Kamis (16/5).

Makanya kemudian, kata dia, rekapitulasi suara langsung bisa elektrik.  "Di-scan atau re-scan langsung misalnya dengan suatu tim IT, langsung bisa dikirim," ucap dia.

Baca Juga: Bawaslu Putuskan Bersalah KPU dari 2 Laporan Kubu Prabowo-Sandiaga

2. Alasan Ilham tak mendukung pemungutan suara elektrik

Evaluasi Pemilu 2019, KPU: Dukung Penghitungan Rekapitulasi ElektronikIDN Times/Fitria Madia

Ia menilai, persoalan Pemilu 2019  itu bukan bertumpu pada tahapan penghitungan suara.

"Kalau kita melakukan itu, masyarakat tidak lagi bisa berkumpul. Padahal Pemilu kita dalam sosiologi itu, ajang silaturahmi ya, betul gak?," ujar dia.

Apalagi, kata dia, bagi Warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri, Pemilu untuk mereka silaturahmi bersama kawan dan berdiskusi.

"Dalam penghitungan (suara) ada hore-hore (euforia). Itu kalau dalam sosiologi, buat saya baik ya. Ajang pesta yang benar benar untuk masyarakat," ucap dia.

3. Kesiapan infrastruktur di seluruh Indonesia

Evaluasi Pemilu 2019, KPU: Dukung Penghitungan Rekapitulasi Elektronikpixabay.com/377053

Alasan lain jika pemungutan suara elektronik dilakukan, ia mempertanyakan kesiapan infrastruktur. Sebab jelas bahwa rekapitulasi suara elektronik nantinya juga membutuhkan infrastruktur terkait internet di seluruh Indonesia.

"Apakah untuk infrastruktur, kita sudah siap? Indonesia timur bagaimana? Kan kalau e-voting langsung tap, langsung terdeteksi. Kalau mau begitu, mana yang mau kita lakukan lebih dulu harus jelas," kata dia.

4. Suara dari LSM dan komunitas terkait Pemilu 2019

Evaluasi Pemilu 2019, KPU: Dukung Penghitungan Rekapitulasi ElektronikIDN Times/Aan Pranata

Gerakan Ayo Nyoblos Ayo Pantau yang terdiri dari beberapa lembaga dan komunitas telah memberikan rekomendasi. itu juga terkait evaluasi Pemilu 2019 ini.

"Menggunakan Sistem Penghitungan Elektronik (Situng-el) untuk efisiensi waktu dan tenaga," isi rekomendasi Ayo Nyoblos Ayo Pantau dalam keterangan tertulis, Kamis (16/5).

Mereka pun telah diterima oleh Komisioner Bawaslu RI, Fritz Edward Siregar, di Media Center Bawaslu RI. Deklarasi evaluasi hasil dan rekomendasi Kawal Pemilu itu dihadiri Sekretaris Jenderal Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP), Kaka Sasmita, dan beberapa aktivis Pemilu lainnya.

Sedangkan lembaga pendukung gerakan ini antara lain Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR), Komite Pemilih Indonesia (Tepi), National Character Building Indonesia NCBI, Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN), Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Sahabat Ansor, dan puluhan LSM lainnya.

Baca Juga: Bawaslu: KPU Melanggar Prosedur Proses Input Situng

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya