Said Iqbal Sebut Upah Buruh Indonesia Lebih Rendah dari Filipina

Upah buruh murah berpengaruh pada daya beli yang rendah

Jakarta, IDN Times - Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan, buruh mendesak agar upah masuk dalam tuntutan kesejahteraan yang disampaikan pada peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day 2019, bukan tanpa sebab.

KSPI tahun ini mengusung tema "Kesejahteraan Buruh, Demokrasi yang Jujur dan Damai." Tema itu terpampang jelas di layar aksi buruh KSPI di Tennis Indoor, Gelora Bung Karno (GBK), Rabu (1/5).

Said mengatakan, sebagai anggota Organisasi Buruh Internasional (ILO), upah buruh di Indonesia memang sudah sepantasnya mengalami perubahan. Ini berangkat dari rata-rata upah nasional Indonesia yang baru menyentuh angka Rp2.650.000.

"Data tren ketenagakerjaan di Indonesia yang dikeluarkan ILO, lembaga dunia gak mungkin abal abal, mencatat tahun 2014-2015 upah rata-rata di negeri tetangga, Laos, USD119 per bulan. Itu rata-rata, bukan upah minimum," kata Said. Kemudian di Kambojo, upah rata-rata USD121 per bulan. 

"Indonesia di atas itu, USD174. Tapi kita di bawah Filipina USD256 per bulan, kemudian Malaysia USD546 per bulan, Thailand USD 356 per bulan. Peraturan Pemerintah Nomor 78 adalah penyebab murahnya upah buruh!" ujar dia.

Karena itu, dia menyoroti dampak murahnya upah buruh terhadap daya beli yang rendah. 

"Itulah pertumbuhan ekonomi sekarang tidak tercapai, karena pertumbuhan ekonomi pemerintahan sekarang bertumpu pada investasi," tegas Said.

Baca Juga: [LINIMASA] Gemuruh Jakarta di Hari Buruh

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya