Menkes Sebut Situasi Pandemik COVID-19 di Indonesia Masih Level 1 

Kasus harian COVID-19 mencapai 2.000

Jakarta, IDN Times - Kasus COVID-19 di Indonesia saat ini kembali mencapai dua ribu per hari. Meskipun demikian, Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin mengatakan, situasi pandemik COVID-19 di Tanah Air masih ada di level 1 versi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Menurut dia, hal tersebut masih lebih rendah dibandingkan jumlah kasus harian yang pernah dialami Indonesia sebelumnya.

"Memang ada kenaikan dari dua ratus ke dua ribu saat ini, tapi puncak gelombang di Indonesia sebelumnya mencapai 60 ribu kasus per hari," kata Budi di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, dikutip dari ANTARA, Minggu (26/6/2022).

1. Standar WHO, level 1 situasi pandemi 20 kasus per pekan

Menkes Sebut Situasi Pandemik COVID-19 di Indonesia Masih Level 1 Ilustrasi COVID-19. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Budi menjelaskan, WHO memiliki standar level yang menentukan situasi pandemik COVID-19 di suatu negara. Pada level 1, situasi pandemik di suatu negara indikatornya adalah 20 kasus per pekan, per 100 ribu penduduk.

Oleh karena itu, kata dia, apabila disesuaikan dengan situasi di Indonesia, maka standar level 1 WHO berkisar di angka 7.800 per hari.

"Kalau masih di bawah itu (standar WHO), artinya masih lebel 1 PPKM. Di Indonesia saat ini, dua ribuan kasus (per hari)," ujar Budi.

Baca Juga: Data Lengkap Kasus COVID-19 di Indonesia per Minggu 26 Juni 2022

Baca Juga: Waspada! Kasus Konfirmasi Positif COVID-19 di Indonesia Naik 1.726

2. Situasi pandemik di Indonesia masih terkendali

Menkes Sebut Situasi Pandemik COVID-19 di Indonesia Masih Level 1 Seorang warga yang tidak mengenakan masker melintas, di depan mural yang berisi pesan waspada penyebaran virus corona. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Budi mengatakan, saat ini situasi pandemik di Indonesia masih terkendali. Hal tersebut terlihat dari reproduction rate nasional yang ada di bawah 1 persen.

Termasuk positivity rate nasional yang juga terkendali karena berada di angka 3,61 persen atau di bawah standar WHO yang berkisar 5 persen. Meski demikian, diakuinya masih ada beberapa provinsi di Indonesia yang angkanya di atas 5 persen. Misalnya DKI Jakarta dan Banten.

Budi pun mengimbau masyarakat tetap waspada dan tidak panik menghadapi situasi pandemik yang masih bergulir.

Puncak akibat subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 diprediksi Juli 2022

Menkes Sebut Situasi Pandemik COVID-19 di Indonesia Masih Level 1 ilustrasi varian baru COVID-19, Omicron (IDN Times/Aditya Pratama)

Lebih lanjut, Budi memprediksi puncak gelombang COVID-19 di Tanah Air yang disebabkan oleh subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 terjadi pada pekan kedua atau ketiga Juli 2022. Prediksi tersebut dilatarbelakangi oleh pengamatan yang terjadi di Afrika Selatan. Negara tersebut merupakan wilayah asal kemunculan dari subvarian baru COVID-19 tersebut.

Di Afrika Selatan, kata dia, dalam sebulan terakhir, kasus COVID-19 yang terjadi hanya sepertiga dari kenaikan kasus saat puncak Omicron BA.1. Termasuk pasien yang dirawat di rumah sakit dan kasus kematian yang hanya sekitar 10 persen.

"Kalau polanya sama dengan di Afrika Selatan, perkiraan puncak (di Indonesia) bisa kena pada pekan kedua atau ketiga Juli 2022," ucap dia.

Baca Juga: Meroket Lagi, Puncak Kasus COVID-19 Diprediksi Capai 20 Ribu Per Hari

Baca Juga: Satgas: Vaksin Masih Efektif Tangkal Varian Baru Omicron BA.4 dan BA.5

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya