Ilustrasi rutan KPK/dok Humas KPK
Perhentian terakhir kami adalah ruang tatap muka, sebuah ruangan berukuran sekitar 5x7 meter yang dilengkapi dengan pendingin udara. Suasana di sini terasa lebih sejuk dan nyaman, menciptakan kontras dengan ketegangan di area lainnya.
Di ruang ini, para tahanan dapat bertemu dengan keluarga dan kuasa hukum, meskipun masih dibatasi oleh jeruji besi.
"Di sini, tahanan bebas melakukan apa saja tapi tetap kami awasi karena kan ini ruangan terbuka tanpa sekat bisa bertemu dengan keluarga atau kuasa hukumnya," imbuhnya.
Ruang tatap muka juga tersedia di lantai dua. Denahnya pun sama dengan deretan kursi besi di ruang terbuka. Saat kami duduk di ruangan tatap muka dan mendengarkan penjelasan Togi, sejumlah penghuni rutan yang mengenakan rompi oranye nampak turun dari tangga atas, beberapa di antaranya pejabat yang tersandung korupsi dalam proyek Kalimantan Seolah tak mau dilihat, langsung menutupi wajah dengan tangan.
Rutan Merah Putih bukan hanya sekadar tempat menghukum, tetapi juga ruang refleksi bagi para pelaku korupsi yang kini merasakan dampak dari tindakan mereka. Setiap ruangan dan sudutnya mengisahkan tentang kehidupan yang hilang dan penyesalan yang menggelayuti.
Tentunya, rutan untuk masyarakat kelas kakap ini berbeda situasi dengan rutan Cipinang yang penuh sesak dengan tahanan.