Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Potret tulisan Blok M Hub (Dok. Daffa Ulhaq)
Potret tulisan Blok M Hub (Dok. Daffa Ulhaq)

Intinya sih...

  • Peran MRT Jakarta bukan hanya operator transportasi

  • Hidupnya Kawasan Blok M

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Pengembangan kawasan berorientasi transit (Transit Oriented Development/TOD) bukan sekadar membangun properti atau mengejar pendapatan nontiket bagi MRRT Jakarta. Menurut Direktur Pengembangan Bisnis PT MRT Jakarta, Farchad Mahfud, TODharus menjawab kebutuhan nyata warga dan menciptakan ruang hidup yang nyaman, aman, serta sesuai karakter kawasan.

“Bagaimana kita bisa membuat kawasan-kawasan itu nanti berkembang sesuai dengan kebutuhan kawasan itu sendiri. Kita harus benar-benar melihat secara mendalam, kira-kira di kawasan itu yang diperlukan apa oleh warga masyarakatnya sehingga bisa membuat kawasan itu hidup,” kata Direktur Pengembangan Bisnis MRT Jakarta, Farchad H. Mahfud dalam MRT Jakarta Fellowship Program di Transport Hub, Jakarta, Kamis (7/8/2025).

1. Peran MRT Jakarta bukan hanya operator transportasi

Direktur Pengembangan Bisnis PT MRT Jakarta (Perseroda) Farchad Mahfud di Gedung Transport HUB, Jakarta Pusat, Kamis (7/8/2025) (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Menurut Farchad, pendekatan TOD tidak bisa generik. Setiap kawasan memiliki keunikan sehingga pengembangannya harus berpijak pada apa yang benar-benar dibutuhkan masyarakat sekitar.

Dia mengatakan, di sinilah peran MRT Jakarta sebagai pengelola kawasan yang bukan hanya operator transportasi, tetapi juga mendengarkan, memahami, lalu membentuk ruang kota yang relevan.

TOD juga menyentuh soal aksesibilitas dan kemudahan mobilitas warga sehari-hari. Bukan hanya untuk pengguna MRT, tapi juga pejalan kaki biasa, anak-anak sekolah, ibu rumah tangga yang berbelanja, hingga lansia yang ingin berjalan dengan aman dan nyaman. Dia pun mencontohkan TOD di Blok M.

“Dari studi kita yang kita lakukan, orang dari Peruri atau dari area kompleks perumahanitu akan bisa berjalan tanpa hambatan. Dia jalan plong, jadi terbuka,” kata Farchad.

2. Hidupnya kawasan Blok M

Blok M BCA (x.com/mrtjakarta)

Salah satu contoh nyata keberhasilan pendekatan TOD, kata dia, transformasi kawasan Blok M. Sebelumnya dikenal sebagai kawasan yang kehilangan denyut aktivitas, kini Blok M kembali hidup dengan hadirnya Blok M Hub, sebuah pusat integrasi transportasi dan ruang publik yang dinamis.

Farchad mengatakan, perubahan ini bukanlah kebetulan, melainkan hasil dari inovasi berkelanjutan yang dilakukan MRT Jakarta.

"Yang paling terbaru adalah Blok M Hub, bagaimana kita menghidupkan kawasan yang benar-benar mati, aset yang benar-benar mati, mencoba kita hidupkan kembali dengan berbagai upaya inovasi," kata Farchad.

3. Pengembangan 11 zona TOD

Suasana di Stasiun MRT Bundaran HI. (dok. MRT Jakarta)

Dia mengatakan, TOD bukan soal gedung tinggi, melainkan tentang bagaimana aksesibilitas dan kenyamanan warga. Mulai dari anak sekolah, ibu rumah tangga, hingga lansia yang berjalan kaki, dapat terwujud.

Oleh karena itu, MRT Jakarta telah menetapkan 11 zona TOD yang dikembangkan secara bertahap, mencakup berbagai kawasan strategis Ibu Kota, yakni:

1. Lebak Bulus – Beacon Gate of Jakarta

2. Fatmawati – Dynamic Vertical Space

3. Istora–Senayan – Jakarta’s Enlightenment Landmark

4. Bendungan Hilir – Regeneration Transition Node

5. Blok M–Sisingamangaraja – Green Creative Hub

6. Dukuh Atas – Motion Collaboration

7. Bundaran HI – Monumental Axis of Jakarta

8. Setiabudi – Prestigious Commercial Anchor of Jakarta

9. Glodok – Jakarta’s Old Town Golden Pavilion

10. Kota Tua – Northern Jewel of Jakarta

11. ASEAN – Kawasan pendukung Blok M seluas kurang lebih 48,4 hektare

4. Pembangunan infrastruktur bisa menjadi alat perubahan sosial

Jembatan Penyeberangan Multiguna Dukuh Atas. (IDN Times/Umi Kalsum)

Konsep TOD juga menyatukan berbagai fungsi, yaitu transportasi, ruang publik, bisnis, hingga permukiman. MRT Jakarta menata ulang wajah kota dengan mixed-use development yang mendekatkan tempat tinggal, bekerja, dan rekreasi dalam satu kawasan yang saling terhubung. Ruang-ruang pejalan kaki ditata ulang, jalur hijau dibuka, dan fasilitas umum diperluas agar kota tak hanya efisien, tapi juga menyenangkan untuk dijalani.

Melalui TOD, MRT Jakarta membuktikan bahwa pembangunan infrastruktur bisa menjadi alat perubahan sosial. Ruang yang terbuka, akses yang mudah, dan lingkungan yang mendukung aktivitas harian warga adalah inti dari pembangunan kota modern yang berpihak pada manusia.

TOD menghadirkan kehidupan. Ruang yang hidup. Ruang yang bergerak. Ruang yang menyambut semua.

Editorial Team