Wali Kota Depok Ajak Politisi Maknai Politik Profetik, Apa Itu?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Depok, IDNTimes - Pemilu 2024 sudah di depan mata. Untuk menghadapi pesta demokrasi lima tahunan ini, Wali Kota Depok, Mohammad Idris, mengingatkan untuk memaknai politik profetik.
Idris mengatakan terdapat empat pendekatan yang harus dipahami dan dimengerti dalam politik profetik. Pendekatan pertama yakni dengan melakukan pendekatan politik kebangsaan.
“Politik kebangsaan yaitu politik yang mendahulukan kepentingan bangsa dan negara dari pada partai politik, begitu pun dengan mementingkan kepentingan organisasi dibandingkan pribadi," ujar Idris kepada IDN Times, Kamis (5/10/2023).
Baca Juga: 7 Jurus Idris Kurangi Pengangguran dan Kemiskinan di Depok
1. Pemberdayaan melalui WUB UMKM hingga KDS
Idris menuturkan, politik pemberdayaan dan kepedulian perlu dilakukan saat memimpin sebuah kelompok maupun organisasi. Politik kepedulian merupakan bagian dari rasa peduli sebuah kelompok maupun organisasi terhadap lingkungan di sekitarnya.
“Ya itu tadi, kita punya tetangga jangan sampai kita gak tahu dia gak makan besok, itu kepedulian,” tutur Idris.
Begitu pun dengan politik pemberdayaan, sebuah organisasi atau perangkat daerah seperti Pemerintah Kota Depok, melakukan pemberdayaan masyarakat melalui program Wira Usaha Baru (WUB). Melalui program WUB Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Depok diberikan pemberdayaan, serta memunculkan perempuan pengusaha.
“Kita punya macam-macam ya, seperti Kartu Depok Sejahtera, itu juga harus digalakkan lagi, tapi masyarakat juga harus kita imbau sama-sama,” terang Idris.
2. Saling bersilaturahmi untuk bertukar pikiran
Editor’s picks
Selanjutnya, adalah silaturahmi yang merupakan bagian dari politik profetik. Politik silaturahmi menjadi politik bagian yang sulit pada saat ini. Banyak bakal caleg belum melakukan politik silaturahmi lintas partai.
"Nah, ini agak sedikit sulit pada masa-masa sekarang ini, yakni politik silaturahmi. Cobalah teman-teman politik bacaleg dari lintas partai, sekali-kali berkunjung," imbau Idris.
Adanya politik silaturahmi lintas partai bukan hanya pada konstituennya akan memberikan dampak positif. Kunjungan bakal caleg lintas partai dilakukan secara pribadi, bukan mengatasnamakan sebuah organisasi maupun partai politik.
"Bacaleg misalnya, saya berkunjung ke dia, tukar pikiran kritik juga boleh, kan pribadi, itu namanya politik silaturahim," ungkap Idris.
Baca Juga: Idris Anggarkan Rp811 Miliar untuk Biaya Pendidikan 2023 di Depok
3. Pendekatan spiritual menjadi bagian politik profetik
Selain itu, pendekatan spiritual juga merupakan salah satu bagian politik profetik, yang dengan dicontohkan melakukan kegiatan keagamaan. Seperti pada pelaksanaan salat sunah istisqa. Banyak organisasi perangkat daerah lain bergabung menjadi satu dalam melaksanakan salat.
"Politik spiritual nah di antaranya ini (salat berjamaah), ini politik spiritual," tutup Idris.
Baca berita terbaru terkait Pemilu 2024, Pilpres 2024, Pilkada 2024, Pileg 2024 di Gen Z Memilih IDN Times. Jangan lupa sampaikan pertanyaanmu di kanal Tanya Jawab, ada hadiah uang tunai tiap bulan untuk 10 pemenang.