Jakarta, IDN Times - Komis Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menahan tersangka yang diduga menyuap Bupati Mamberamo Tengah, Ricky Ham Pagawak. Sosok itu adalah Direktur PT Solata Sukses Membangun, Marten Toding.
"Untuk kebutuhan penyidikan, Tim Penyidik melakukan penahanan tersangka MT," ujar Wakil Ketua KPK Alexander Marwata dalam konferensi pers di Gedung Merah Putih, Rabu (14/9/2022).
Selain PT Solata Sukses Membangun, ada dua bos perusahaan lain yang diduga memberikan suap pada Ricky. Mereka adalah Simon Pampang (Direktur PT Bina Karya Raya), Jusiendra Pribadi Pampang (Direktur PT Bumi Abadi Perkasa).
Jusiendra dan Simon telah lebih dulu ditahan KPK. Untuk Marten, KPK akan menahannya hingga 3 Oktober 2022.
"Di Rutan KPK pada Kavling C,1" ujar Alex.
Alex menyebut Marten melakukan pendekatan terhadap Ricky yang saat itu masih jadi Bupati Mamberamo tengah aktif. Ia diduga mengajukan penawaran dalam bentuk pemberian sejumlah uang agar perusahaannya bisa terpilih menggarap proyek tanpa lelang.
"Selanjutnya RHP bersepakat dan bersedia dengan memerintahkan pejabat di Dinas Pekerjaan Umum untuk mengondisikan proyek-proyek yang nilai anggarannya besar diberikan juga untuk MT," jelas Alex.
"Adapun MT mendapatkan 3 paket pekerjaan dengan nilai Rp9,4 Miliar, berupa pembangunan Guest House," sambungnya.
Sesuai perintah Ricky, Marten diduga mengirim uang ke beberapa rekening atas nama orang kepercayaan sang Bupati. Uang yang diberikan diduga mencapai miliaran rupiah.
"Besaran uang yang diberikan oleh MT pada RHP selaku Bupati minimal sejumlah sekitar Rp300 juta hingga mencapai Miliaran Rupiah," ujar Alex.
KPK dalam kasus ini tinggal menahan Bupati Mamberamo Tengah Ricky Ham Pagawak yang sudah menjadi tersangka. Namun, ia kabur ketika akan dijemput paksa KPK.
Ricky diduga telah menerima Rp24,5 miliar usai memberikan sejumlah proyek pada beberapa kontraktor.