Bogor, IDN Times – Sektor peternakan sapi perah Indonesia tengah mengalami masa sulit. Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang mewabah sejak 2022 memengaruhi peternak dengan skala kecil.
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University, Profesor Alla Asmara, menyebut krisis ini tak bisa diselesaikan secara parsial, melainkan harus dilihat dari hulu ke hilir.
PMK memberikan dampak telak pada produksi susu nasional. Penurunan populasi sapi laktasi menyebabkan produksi menurun drastis. Menurut riset IPB di Jawa Barat, lebih dari 40 persen peternak skala kecil atau 1-5 ekor sapi mengalami kerugian hingga Rp22 juta akibat ternak mati.
Sementara, peternak skala besar atau lebih dari lima ekor mengalami kerugian lebih dari Rp40 juta, karena terpaksa menjual sapi dengan harga murah atau melakukan pemotongan paksa.
“Kalau modal ditambah belum tentu pasarnya ada. Peternak kecil kadang ragu untuk ekspansi karena pakan dan pasar belum tentu,” kata Profesor Alla dalam praorasi bersama media via Zoom, Kamis (10/7/2025).