3 Jenis Vaksin yang Digunakan Swasta: Sinopharm, Sputnik, dan CanSino
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Bio Farma memastikan suplai vaksin gotong royong sebanyak 35 juta dosis. Adapun vaksin COVID-19 yang digunakan yakni Sinopharm dari Tiongkok, Sputnik V dari Rusia, dan CanSino dari Tiongkok.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, saat ini pihaknya sudah berdiskusi dan bernegosiasi dengan perusaaan tiga vaksin tersebut. Vaksin Sinopharm, ujar Honesti, dijadwalkan akan dikirim ke Indonesia pada minggu keempat April sebanyak 500.000 dosis.
"Kemudian juga dari April sampai Juli 2021 akan ada tambahan 7 juta dosis lagi, kemudian dari Q3 sampai Q4 akan ada 7,5 juta dosis, artinya kita akan dapat 15 juta dosis Sinopharm," ujarnya dalam rapat dengan Komisi IX DPR, Kamis (8/4/2021).
Baca Juga: BPOM: Produk AstraZeneca Tak Dipakai dalam Vaksin Gotong Royong
1. Vaksin Sputnik V akan dikirim akhir April
Honesti menambahkan, untuk vaksin Sputnik V dari Rusia saat ini tengah dalam proses finalisasi dan registrasi di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Produsen vaksin sudah berkomitmen akan mengirim total 20 juta dosis vaksin ke Indonesia.
"Pengiriman pertama segera setelah EUA dari Badan POM keluar. Informasi dari Bu Penny (Kepala BPOM), di akhir minggu ke empat April, jadi awal Mei 2021 dimulai 5 juta dosis per bulan sampai Juli, sehingga total yang akan mendapat suplai dari Sputnik ini sebesar 20 juta dosis," imbuhnya.
2. Sebanyak 3 juta vaksin CanSino akan dikirim mulai Juli
Editor’s picks
Kemudian, Lanjut Honesti, vaksin ketiga berasal dari Tiongkok yakni CanSino. Honesti mengatakan, vaksin ini sedikit berbeda dari vaksin lain karena hanya disuntikan satu dosis.
"Sudah ada komitmen mengirimkan 3 juta dosis vaksin antara bulan Juli hingga September 2021. Kemudian akan ada 2 juta dosis lagi di Q4 2021 sehingga totalnya dari CanSino ini, kita akan dapat sekitar 5 juta dosis. Jadi total suplai vaksin kurang lebih 35 juta dosis untuk vaksin gotong royong," katanya.
3. Vaksin yang digunakan swasta berbeda dengan pemerintah agar tidak terjadi kebocoran
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, vaksin yang akan digunakan oleh pihak swasta akan berbeda dengan vaksin yang digunakan dalam program vaksinasi gratis pemerintah. Alasannya, agar tidak terjadi kebocoran dari vaksin gratis ke vaksin berbayar.
Kemudian, sasaran penerima vaksin gotong royong adalah karyawan atau karyawati dari seluruh perusahaan yang ada di Indonesia.
Adapun distribusi dan penyuntikan vaksin dilakukan oleh Bio Farma dan pihak swasta, agar tidak membebani fasilitas kesehatan yang digunakan untuk melakukan vaksinasi gratis.
"Pendataan, kami minta agar menggunakan database yang sama sehingga tidak terjadi duplikasi penyuntikan. Kemudian pasca-vaksinasi dan pengawasan KIPI juga diikuti dengan prosedur yang ada di Kemenkes," tambahnya.
Baca Juga: Kadin: 8.300 Perusahaan Daftar Vaksin Gotong Royong