3 Orang Meninggal dan 85 Positif Antraks di Yogyakarta

Sporanya bisa bertahan sampai lebih dari 40 tahun 

Jakarta, IDN Times - Kementerian Kesehatan mencatat sebanyak tiga orang di Dukuh Jati, Kelurahan Candirejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul, meninggal akibat mengonsumsi daging sapi yang mendadak mati dan sudah dikubur. Dari tiga kasus yang meninggal, satu di antaranya diambil sampel dan suspek antraks.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Imran Pambudi, mengatakan Organisasi Pemerintah Daerah terkait bersama Satgas One Health Kecamatan Semanu memberikan pengobatan profilaksis kepada populasi terpapar untuk pencegahan.

"Hingga sekarang, ada 125 orang yang diberikan pengobatan profilaksis di Gunung Kidul, 87 di antaranya berstatus seropositif," ujarnya dilansir laman Kemenkes, Minggu (9/7/2023).

1.Sebanyak 87 orang seropositif antraks

3 Orang Meninggal dan 85 Positif Antraks di Yogyakarta(Ilustrasi penyakit Antraks) ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin

Imran menerangkan seropositif artinya pasien pernah terpapar antraks, tapi tanpa gejala klinis. Hal itu disebabkan karena di dalam tubuhnya sudah terbentuk antibodi.

"Jadi, 87 orang itu adalah yang seropositif tanpa gejala. Makanya, tidak bisa kami kategorikan positif antraks. Inilah orang-orang yang akan diberikan pengobatan profilaksis," ujarnya.

Baca Juga: Saran Pakar Kedokteran Hewan Unair Agar Antraks Tak Mewabah

2. Spora dapat bertahan sampai lebih dari 40 tahun di tanah

3 Orang Meninggal dan 85 Positif Antraks di YogyakartaIlustrasi daging kurban (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Kemenkes juga mengimbau melalui surat edaran bagi semua dinas dan fasilitas kesehatan di Yogyakarta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kejadian antraks pada manusia dan mengantisipasi penyebaran ke daerah lain.

Antraks adalah suatu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Antraks umumnya menyerang hewan herbivora seperti sapi, kambing, domba, dan dapat menular ke manusia.

"Bakteri penyebab antraks, apabila kontak dengan udara akan membentuk spora yang resisten terhadap kondisi lingkungan serta bahan kimia tertentu. Spora ini dapat bertahan lebih dari 40 tahun di tanah," ujar Imran.

3. Gejala terpapar antraks

3 Orang Meninggal dan 85 Positif Antraks di Yogyakartailustrasi demam (IDN Times/Mardya Shakti)

Untuk mencegah penularan, ada sejumlah gejala antraks pada hewan ternak yang perlu diwaspadai.  Direktur Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Nuryani Zainuddin, mengatakan gejala klinis antraks pada hewan berupa demam tinggi pada awal infeksi, gelisah, kesulitan bernapas, kejang, rebah, dan berujung kematian.

"Gejala lain yang biasa terjadi seperti perdarahan di lubang hidung dan mulut hewan. Tidak jarang, hewan ternak mengalami kematian mendadak tanpa menunjukkan gejala klinis. Hewan yang mati akibat penyakit ini perlu dibakar atau dikubur untuk mencegah penularan. Tidak boleh dibedah atau disembelih," kata Nuryani.

Baca Juga: Apa yang Membuat Antraks Berbahaya bagi Manusia?

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya