Bagaimana Langkah Penanganan kepada Pasien Penderita Virus Corona?

Pasien dinyatakan sembuh jika hasil tes negatif dua kali

Jakarta, IDN Times - Wabah virus corona masih menjadi momok bagi penduduk di berbagai belahan dunia. Bahkan per Kamis (6/2) lusa lalu, ada 565 jiwa yang meninggal akibat virus dari Wuhan, Tiongkok tersebut.

Meski sampai saat ini belum ditemukan corona virus yang positif di Indonesia, pemerintah sudah menyiapkan langkah antisipasi dan melakukan persiapan termasuk menunjuk 100 rumah sakit khusus menangani pasien corona virus.

Menurut dokter spesialis pulmonologi Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) dr Raden Rara Diah Handayani, Sp.P(K), kasus laporan pertama kasus virus corona berasal dari Wuhan pada akhir 2019.

Satu bulan kemudian, WHO menetapkan status global emergency sebab kasus ini juga ditemukan di luar Tiongkok, yang semula hanya menular ke hewan saja namun bisa menular ke manusia.

1. Virus corona tidak mematikan seperti flu burung

Bagaimana Langkah Penanganan kepada Pasien Penderita Virus Corona?(Ratusan WNI yang menjalani observasi di Natuna rutin melakukan olahraga pagi) Twitter.com/@KemenkesRI

Diah menerangkan virus corona ini merupakan jenis baru yang bisa menular ke manusia. Meski demikian, menurut Diah, virus corona tidak mematikan.

"Dari angka kasus makin bertambah, tetapi dari angka kematian menurun semoga angka ini tidak bergeser. Artinya prediksi (kematian) 2 sampai 3 persen dengan angka kematian tidak terlalu tinggi dibanding flu burung yang capai 70-80 persen. Jadi yang harus ditekankan bahwa angka kesembuhan tinggi," ujarnya Kamis (6/2).

Diah menyatakan secara gender, virus corona menyerang laki-laki dibanding perempuan, hingga saat ini 71 persen kematian adalah laki-laki. Sementara untuk umur, memang semua umur berisiko namun yang dilaporkan yang meninggal karena virus ini antara usia 40 sampai 50 tahun.

2. Pengawasan terhadap orang yang pernah kontak erat dengan pasien suspect corona

Bagaimana Langkah Penanganan kepada Pasien Penderita Virus Corona?gisanddata.maps.arcgis.com

Walau belum ditemukan di indonesia, Indonesia patut waspada dengan penyebaran virus corona yang masif ini.

Mengutip pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Infeksi Novel Coronavirus yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Indonesia, pengawasan tersebut bertujuan:

1. Melakukan deteksi dini pada pasien yang masih dalam pengawasan atau pemantauan 2019-nCoV di pintu masuk negara

2. Mendeteksi adanya penularan dari manusia ke manusia

3. Mengidentifikasi faktor risiko 2019-nCoV

4. Mengidentifikasi daerah yang berisiko terhadap infeksi 2019-nCoV

Pengawasan terhadap kemunculan virus korona tidak hanya dilakukan terhadap pasien yang sudah menjadi suspect virus corona, namun pengawasan juga dilakukan pada orang-orang masuk dalam kelompok berisiko atau yang kontak dengan suspect virus corona.

"Pertama tentu yang berisiko adalah petugas yang memeriksa, merawat, mengantar dan bekerja di rumah sakit yang mengisolasi di suatu ruangan tertutup, tidak boleh ada yang menemani," imbuhnya.

Baca Juga: [UPDATE] Virus Corona Sudah Rengut Nyawa 636 Orang di Dunia

3. Orang dalam pemantauan tidak dibuka identitasnya

Bagaimana Langkah Penanganan kepada Pasien Penderita Virus Corona?ANTARA FOTO/Fikri Yusuf

Dia menambahkan ada beberapa kriteria kasus yakni pasien dalam pengawasan dan orang dalam pemantauan.

Lebih lanjut, Diah menerangkan orang dalam pemantauan adalah orang yang mempunyai riwayat bepergian 14 hari sebelumnya ke Tiongkok. Meski tidak ada gejala namun harus diawasi, tidak boleh ke mana-mana.

"Ada gak? Insyaallah ada tapi gak boleh dibuka sebab mereka butuh istirahat jika identitas dibuka publik maka banyak media yang datang, tidak bisa istirahat belum ada stigma masyarakat meski tidak suspect. Meski di rumah namun selama 14 hari akan ada petugas kesehatan yang mencatat suhunya," jelasnya.

Termasuk, orang-orang yang memiliki kontak erat dengan pasien suspect corona, yakni petugas kesehatan yang bekerja di tempat perawatan khusus, orang yang merawat, menunggu, menjemput, atau berada di satu ruangan yang sama dan orang yang serumah dengan pasien.

4. Pasien dalam pengawasan atau pasien suspect coronavirus

Bagaimana Langkah Penanganan kepada Pasien Penderita Virus Corona?Pegawai Pemkab bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara saat melakukan cek kesehatan WNA asal Tiongkok. (Dok. IDN Times)

Pasien yang termasuk dalam kelompok ini mengalami demam 38℃ atau lebih, diare, batuk, sakit tenggorokan, dan sesak napas, baik jika kondisi tersebut membutuhkan rawat inap mau pun tidak.

Namun, dr. Diah menambahkan bahwa pasien baru dianggap suspect jika memiliki riwayat perjalanan ke Tiongkok atau negara lain dengan risiko infeksi virus corona 14 hari sebelum gejala muncul.

5. Bagaimana jika pasien suspect coronavirus sudah dikonfirmasi?

Bagaimana Langkah Penanganan kepada Pasien Penderita Virus Corona?Menkopolhukam Mahfud MD Pimpinan Rakortas Virus Corona (IDN Times/Fitang Budhi Adhitia)

Jika pasien suspect coronavirus benar-benar dikonfirmasi terkena virus corona jenis baru, maka petugas akan menghubungi pusat KLB (Kejadian Luar Biasa), lalu membawa pasien ke rumah sakit rujukan.

"Mengantar pasien juga harus menggunakan ambulans khusus serta petugas yang menjemput harus memakai alat perlindungan diri seperti astronot,"ujarnya.

Kemudian, kejadian tersebut akan dilaporkan ke dinas kesehatan setempat dan pasien harus menjalani penyelidikan epidemiologi untuk mengetahui besar masalah pada KLB dan mencegah penyebaran lebih luas.

Lalu, dinas kesehatan akan melakukan pengawasan pada orang-orang yang melakukan kontak dengan pasien.

Saat merawat pasien, para petugas harus memakai masker N95, pelindung mata, gaun lengan panjang, dan sarung tangan layaknya astronot.

"Idealnya, peralatan yang digunakan pada pasien coronavirus hanya sekali pakai untuk satu pasien. Namun, jika digunakan pada lebih dari satu pasien, peralatan harus disterilkan," paparnya.

Selama di rumah sakit rujukan, akan lakukan terapi suportif karena belum punya antivirus. Jika sesak napas obatnya oksigen, selain itu diberikan multivitamin dan makanan bernutrisi yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh dalam melawan virus serra pemberian cairan.

"Setelah gejalanya hilang atau hasilnya negatif, setelah menjalani perawatan bisa dipastikan sembuh jika berturut-turut dua kali diperiksa negatif (virus corona) diizinkan pulang. Terus takut gak? Ya gak mau dia batuk, bersin, sudah tidak ada risiko lagi tertular penyakit," tegasnya.

Baca Juga: Pemerintah Pastikan Belum Ada Kasus Positif Virus Corona di Indonesia

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya