Bayi 29 Hari Ini Bertahan Hidup Tanpa Otak dan Tengkorak

Lani bayi asal Sukabumi harus hidup dengan menahan sakit

Jakarta, IDN Times - Lani, bayi berusia 29 hari ini hampir setiap hari menangis kesakitan. Terlahir dengan berat badan 1,56 kilogram, bayi asal Sukabumi, Jawa Barat ini didiagnosis menderita Anensefali.

"Orang tuanya hanya bekerja serabutan, padahal Lani harus berobat jalan. Tapi jangankan berobat, untuk beli pampers, susu saja gak bisa," ujar seorang relawan sosial, Kristiawan Saputra, melalui pesan WhatsApp, Senin (2/12).

Baca Juga: Ditemukan di Atas Tumpukan Daun Pisang, Bayi Laki-laki Ini Masih Hidup

1. Keterbatasan ekonomi membuat Lani tidak bisa dirawat secara intensif

Bayi 29 Hari Ini Bertahan Hidup Tanpa Otak dan TengkorakBayi berusia 29 hari didiagnosa menderita Anensefali (Dok. Istimewa)

Kristiawan mengatakan, sebenarnya orang tua Lani sudah memeriksa kondisi Lani yang terlahir beda agar bisa normal seperti bayi lain. Bayi malang ini sempat dirawat selama enam hari.

"Namun, keterbatasan ekonomi membuat orang tua tidak sanggup merawat Lani secara intensif, sehingga kami berusaha untuk membantu Lani," ujarnya

2. Anensefali merupakan cacat otak serius

Bayi 29 Hari Ini Bertahan Hidup Tanpa Otak dan Tengkorakgoogle

Dilansir dari Popmama.com, anensefali adalah kondisi bayi lahir cacat secara serius tanpa sebagian otak dan tengkoraknya.

Anensefali juga dapat dikatakan sebuah jenis cacat tabung saraf yang gagal menutup secara sempurna. Sementara tabung saraf itu struktur embrio yang berkembang menjadi otak, tengkorak bayi, sumsum tulang belakang, dan jaringan lain yang menyertainya.

Nah, tabung saraf biasanya terbentuk pada awal kehamilan dan menutup pada hari ke-28 setelah pembuahan.

3. Kekurangan asam folat picu cacat otak

Bayi 29 Hari Ini Bertahan Hidup Tanpa Otak dan TengkorakAlpukat salah satu sumber asam folat (Dok. Yummy)

Sebenarnya tidak semua kasus anensefali diketahui pasti apa penyebabnya. Ada sebagian bayi terlahir dengan anensefali karena perubahan pada gen atau kromosom.

Tapi sebagian penyebabnya terjadi di mana sang Janin kekurangan asam folat, hingga terjadi cacat tabung saraf.

Faktor risiko dari anensefali berikutnya meliputi cairan ketuban yang rusak, diabetes, obesitas, paparan panas tinggi di awal kehamilan.

4. Kasus anensefali hanya terlihat saat bayi lahir

Bayi 29 Hari Ini Bertahan Hidup Tanpa Otak dan TengkorakRumah Sakit Citama, Pabuaran, Bojong Gede, Bogor (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Anensefali dapat didiagnosis selama kehamilan atau setelah bayi lahir. Selama kehamilan, anensefali akan mengakibatkan hasil abnormal pada tes skrining darah atau terlihat saat ibu hamil melakukan USG.

Tapi sayangnya dalam beberapa kasus, anensefali hanya terlihat saat bayi lahir. Nah, bayi yang lahir dengan kelainan ini bisa mengalami tuli dan buta.

5. Sebanyak 75 persen bayi anensefali meninggal dunia

Bayi 29 Hari Ini Bertahan Hidup Tanpa Otak dan TengkorakUnsplash.com/Luma Pimentel

Anensefali termasuk cacat sistem saraf yang sangat parah. Pada kasus ini hampir semua bayi yang didiagnosis anensefali, sekitar 75 persen akhirnya meninggal dunia saat masih dalam kandungan.

Kalau pun sang Janin berhasil bertahan dalam kandungan, hanya 40 persen dari bayi dengan anensefali lahir secara prematur dengan berisiko tinggi setelah ia lahir.

Tapi ada juga sebagian anak dengan anensefali bisa hidup berminggu-minggu hingga berbulan-bulan.

6. Sampai saat ini belum ada obat untuk bayi anensefali

Bayi 29 Hari Ini Bertahan Hidup Tanpa Otak dan TengkorakIDN Times/Sunariyah

Apabila sudah terdeteksi sejak dini saat di kandungan, dokter dapat melakukan tindakan penanganan dengan menghentikan kehamilan demi kebaikan ibu dan bayi.

Namun, janin yang sudah besar di dalam kandungan dan waktunya untuk lahir, kemungkinan akan menyebabkan robekan pada jalan lahir. Hal itu disebabkan karena tulang rahang bayi yang tajam dikarenakan tidak adanya tempurung kepala yang menutupinya.

Lalu bayi yang selamat akan diberikan perawatan ekstra. Di mana bayi akan dimasukkan ke dalam inkubator.

Sementara untuk pencegahannya, ibu hamil harus mendapatkan cukup asam folat sebelum dan selama awal kehamilan sebanyak 0,4 mg per hari.

Tapi, sampai saat ini belum ada obat untuk mengobati bayi anensefali. Hampir semua bayi yang lahir dengan anensefali tak bertahan lama setelah kelahirannya.

Baca Juga: Bayi Lahir Abnormal Diduga karena Merkuri, Sampel Air Diteliti

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya