Biaya Renovasi Rp2,4 M, Ini Potret Rumah Dinas Gubernur DKI Jakarta 

Rumah dinas itu tidak ditempati Gubernur Anies Baswedan

Jakarta, IDN Times - Sebuah rumah dengan arsitektur khas Belanda tempo dulu berdiri megah di sudut timur Kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Rumah itu tepat berada di pertemuan antara Jalan Teuku Umar dan Taman Suropati. Berlantai dua dengan didominasi cat warna putih, rumah tersebut tampak mencolok dibanding rumah-rumah lain di sekitarnya.

Rumah ini merupakan rumah dinas Gubernur DKI Jakarta. Dilihat sekilas, sudah bisa ditebak jika rumah yang dibangun pada 1939 ini merupakan warisan kolonial Belanda.

Baru-baru ini berembus kabar rumah yang sudah berusia lebih dari 1 abad itu akan direhabilitasi. Tidak tanggung-tanggung dana yang diajukan untuk biaya rehabilitasi mencapai Rp2,4 milliar. Seperti apa sih rumah ini hingga butuh dana miliaran untuk perbaikan, yuk intip keadaan rumah Dinas Gubernur DKI Jakarta.

Baca Juga: 4 Fakta Rumah Dinas Gubernur DKI yang Butuh Dana Rehab Rp2,4 Miliar

1. Warna atap rumah luntur dan dinding berlumut

Biaya Renovasi Rp2,4 M, Ini Potret Rumah Dinas Gubernur DKI Jakarta IDN Times/ Dini suciatiningrum

Rumah bernomor 7 itu memiliki pagar yang rendah, suasana hijau nan sejuk terasa dengan adanya rumput yang menyelimuti halaman, bahkan sejumlah tumbuhan tumbuh subur di tiap sudutnya.

Rumah bergaya art deco itu menempati lahan sekitar 1.100 meter persegi. Rumah tersebut memiliki atap perisai yang tinggi dan berwarna hijau.

Pantauan IDN Times, warna atap rumah sudah mulai luntur sehingga berubah menjadi cokelat. Kesan usang juga terlihat di beberapa sudut tembok yang sudah berlumut.

2. Rumah dinas ditempati enam orang

Biaya Renovasi Rp2,4 M, Ini Potret Rumah Dinas Gubernur DKI Jakarta IDN Times /Dini suciatiningrum

Petugas keamanan rumah dinas Gubernur DKI Jakarta, Anwar mengungkapkan, rumah dinas tersebut tidak ditempati Gubernur Anies Baswedan. Hanya di saat-saat tertentu saja Anies menerima tamu di rumah dinas tersebut.

Sehari-hari ada enam orang yang tinggal di rumah itu, tapi hanya berjaga di depan rumah.

"Kami sekuriti ya tidak tinggal di dalam, gantian berjaga selama 24 jam," ujar Anwar kepada IDN Times, Rabu (9/10).

Dia tidak mengizinkan awak media mengambil gambar dan enggan memberikan keterangan. "Ya gak tahu atapnya bocor apa tidak, tugas saya hanya berjaga. Jika ingin info lanjutan silakan ke balai kota saja," ujarnya.

3. Sudah ada sejak zaman Belanda

Biaya Renovasi Rp2,4 M, Ini Potret Rumah Dinas Gubernur DKI Jakarta IDN Times/ Dini suciatiningrum

Mengutip dari portal resmi Pempov DKI Jakarta, awalnya bangunan tersebut merupakan tempat tinggal Mr. GJ Bisschop, seorang Burgermeester (wali kota) pertama dari Gemeenteraad Batavia yang memerintah Batavia sejak 1916 sampai 29 Juni 1920.

Rumah dinas itu dirancang oleh Ir. Kubath di atas areal tanah bekas eigendom. Bangunan berlantai dua dengan ruangan tambahan (paviliun) berada di sebelah timur bangunan utama, dan gudang yang berada di sebelah barat, memiliki luas keseluruhan sekitar 1.100 meter persegi.

Bangunan ini berdiri di atas kapling huk, yang diisi dengan rumah induk berbentuk agak bersegi empat (kuadrat) dengan dua tambahan bangunan pendek.

Bangunan di sebelah barat dulu berfungsi sebagai gudang. Kemudian digunakan sebagai kamar para penjaga, gudang, dan garasi.

Bangunan paviliun terdiri dari teras, ruang tamu, dua buah kamar tidur, dan kamar mandi.

4. Pemprov DKI Jakarta ajukan dana rehabilitasi Rp 2,4 milliar

Biaya Renovasi Rp2,4 M, Ini Potret Rumah Dinas Gubernur DKI Jakarta IDN Times/ Dini suciatiningrum

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mengajukan dana rehabilitasi rumah dinas gubernur sebesar Rp2,4 miliar. Pengajuan anggaran rehabilitasi rumah dinas gubernur itu dimasukkan dalam kebijakan umum anggaran plafon prioritas anggaran sementara (KUA-PPAS) tahun anggaran 2020, mendatang.

Kepala Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan DKI Jakarta Heru Hermawanto mengatakan, anggaran tersebut akan digunakan untuk merehabilitasi mulai dari atap, interior, hingga pengecatan.

"Jadi dana tersebut untuk rehabilitasi atap karena banyak yang mulai keropos. Interior-interior, atap plafon, sama beberapa ruang yang lain. Ruang-ruang itu kan perlu ada perapian, pengecatan ulang, dan sebagainya. Paling banyak atap dan plafon, tapi lantai tidak karena masih bagus," kata Heru seperti dikutip dari Antara, Minggu (6/10).

Baca Juga: Anggaran Rehabilitasi Rumah Dinas Anies Capai Rp2,4 Miliar

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya