BMKG Ingatkan Ancaman La Nina dan Peningkatan Gempa Tahun Ini

BMKG mendesak peningkatan sektor mitigasi

Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan, ada peningkatan ancaman bencana alam terkait dengan La Nina tahun ini. Selain itu, juga naiknya intensitas gempa bumi di Indonesia.

Dwikorita mengatakan fenomena La Nina moderate diprediksi akan menyebabkan peningkatan curah hujan mulai Oktober sampai November 2020, dan akan berdampak di hampir seluruh wilayah Indonesia, kecuali di Sumatra.

"Berdasarkan catatan historis La Nina dapat menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi curah hujan bulanan di Indonesia sekitar 20 sampai 40 persen di atas normal," ucapnya dari siaran tertulis yang diterima IDN Times, Kamis (8/10/2020).

Baca Juga: Beda Fenomena El Nino dan La Nina serta Dampaknya ke Iklim Indonesia

1. Terjadi tren peningkatan aktivitas gempa bumi sejak 2017

BMKG Ingatkan Ancaman La Nina dan Peningkatan Gempa Tahun IniKeadaan Kota Palu, Sulawesi Tengah setelah terjadi Gempa dan Tsunami pada 28 September 2018 (IDN Times/Fitang Budhi Adhitia)

Dwikorita mengatakan berdasarkan data monitoring kegempaan yang dilakukan BMKG sejak 2017, telah terjadi tren peningkatan aktivitas gempa bumi di Indonesia dalam jumlah maupun kekuatannya.

Kejadian gempa bumi sebelum 2017 rata-rata hanya 4.000 sampai 6.000 kali dalam setahun, yang dirasakan atau kekuatannya lebih dari lima SR sekitar 200-an.

Namun, setelah 2017 jumlahnya meningkat menjadi lebih dari 7.000 kali dalam setahun, bahkan pada 2018 tercatat 11.920 kali, kemudian pada tahun 2019 sebanyak 11.588 kejadian gempa.

2. BMKG mendesak peningkatan sektor mitigasi

BMKG Ingatkan Ancaman La Nina dan Peningkatan Gempa Tahun IniKepala BMKG Dwikorita Karnawati (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Untuk itu, BMKG mendesak peningkatan sektor mitigasi bencana mengingat adanya kenaikan jumlah bencana alam dalam beberapa tahun terakhir.

Ditegaskan pula bahwa mitigasi serta peringatan dini gempa bumi dan tsunami, serta cuaca dan iklim ekstrem merupakan hal yang mendesak untuk dipersiapkan dan diperkuat.

"Mari dirumuskan bersama alternatif solusi dari permasalahan-permasalahan yang nanti akan teridentifikasi dan pada akhirnya akan dirumuskan rencana aksi bersama untuk mewujudkan zero victims dalam menghadapi multibencana hidrometeorologi, gempa bumi, dan tsunami," ujar Dwikorita.

3. Luhut minta temuan BMKG disikapi serius

BMKG Ingatkan Ancaman La Nina dan Peningkatan Gempa Tahun IniMenko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan diminta Presiden Jokowi untuk fokus menangani kasus Covid-19 di sembilan provinsi yang berkontribusi besar terhadap total kasus nasional (ANTARA/HO-Kemenko Kemaritiman dan Investasi)

Menanggapi temuan itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengimbau seluruh kementerian/lembaga dan pemerintah daerah, untuk bersinergi dalam merespons informasi potensi bencana yang disampaikan BMKG.

"Tolong ini disikapi secara serius. Semua pimpinan kementerian dan lembaga, gubernur, bupati wajib meningkatkan kewaspadaan, apalagi kita masih dalam kondisi pandemi COVID-19. Mohon bapak ibu pimpinan, para kepala daerah untuk betul-betul bersinergi. Ini masalah kita bersama dan harus kita selesaikan bersama," kata dia. 

Baca Juga: Ramai Potensi Gempa Tsunami di Jawa, Baru 2 Sirene Berfungsi di Banten

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya