Cerita di Balik Pawang Hujan, Harus Tirakat hingga Tahan Dicaci Maki

Musim hujan jadi berkah untuk pawang hujan

Jakarta, IDN Times - Musim hujan kerap jadi momok menakutkan bagi masyarakat karena bisa menimbulkan bencana banjir, tapi tidak bagi Hadi Sutikno. Pria yang berprofesi sebagai pawang hujan ini menganggap momen musim hujan adalah berkah untuk mengais rezeki.

Hadi mengungkapkan pawang hujan tidak bisa menangkal datangnya hujan namun menggeser awan ke tempat lain. Hadi menegaskan kemampuan paling utama seorang pawang adalah doa untuk mendekatkan hubungan dengan sang pencipta.

Untuk memuluskan aksinya, Hadi melalukan tirakat sebelumnya. Saat beraksi, Hadi menggunakan lada sebagai media. Hadi menerangkan secara konsep hujan terjadi karena suhu di sekitar wilayah tersebut lembab, sehingga lada dijadikan salah satu media untuk menaikkan suhu agar menjadi panas.

"Sarana kita pakai lada yang identik dengan panas, kita bacakan doa, lalu minta suhu suatu tempat menjadi panas," paparnya saat dihubungi IDN Times, Minggu (14/11/2021).

1. Awan mendung akan bergeser jika suhu panas

Cerita di Balik Pawang Hujan, Harus Tirakat hingga Tahan Dicaci MakiIlustrasi cuaca ekstrem di ibu kota DKI Jakarta (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Hadi menerangkan secara konsep jika suhu tempat tersebut naik maka angin akan berembus dan menggeser awan mendung ke tempat lain.

"Kalau berapa lama (durasi) ya tergantung kemampuan kita untuk meminta sama Allah," imbuhnya.

Baca Juga: Waspada Potensi Hujan Disertai Petir dan Angin Kencang di DKI Hari Ini

2. Mulai doa, sesaji sampai jin

Cerita di Balik Pawang Hujan, Harus Tirakat hingga Tahan Dicaci MakiSesepuh desa menata sesaji saat melakukan Tradisi Malam 1 Suro di lereng Gunung Merapi, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Rabu (19/8/2020). (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)

Hadi tidak menampik banyak media yang digunakan pawang hujan saat beraksi tergantung dari keyakinan masing-masing.

"Kalau saya full doa saja, tetapi memang banyak teman-teman yang menggunakan sesaji, bahkan memakai jin, jadi banyak metodenya, kalau pawang itu percaya batu itu ada khodamnya ya pakai batu, jadi kembali lagi kepercayaannya," imbuhnya.

3. Kerap dapat teror dan makian

Cerita di Balik Pawang Hujan, Harus Tirakat hingga Tahan Dicaci MakiIlustrasi Suasana Hujan (IDN Times/Reza Iqbal Ghifari)

Berkecimpung dunia pawang hujan membuat Hadi harus bersabar menghadapi cacian dan makian, sebab banyak masyarakat yang menilai pawang hujan merupakan  profesi yang musrik sehingga uang yang didapat juga haram.

"Yang tidak percaya secara verbal aja bantah apalagi yang berbau metafisika jadi wajar pernah sampai di teror, tetapi mereka tidak tahu tindakan dan tidak memahami profesi ini jadi didiamkan saja lah," ungkapnya.

Baca Juga: 6 RT di Jakarta Selatan Terendam Banjir, Ketinggian Air Capai 170 Cm

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya