Jangan Takut Operasi Jantung Saat Pandemik Virus Corona

Penyakit jantung harus segera ditangani

Jakarta, IDN Times - Penyakit jantung merupakan salah satu penyebab nomor satu kematian di dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan menyebutkan, lebih dari 17 juta orang di dunia meninggal dunia akibat penyakit jantung dan pembuluh darah.

Di tengah pandemik virus corona atau COVID-19, penderita penyakit jantung lebih waspada. Namun, jika serangan jantung menghampiri dan harus melakukan operasi, apakah aman operasi di tengah pandemik?

Dokter spesialis bedah toraks kardiovaskular Siloam Hospitals Kebon Jeruk dokter Maizul Anwar mengatakan, tindakan operasi tetap bisa dilakukan dengan aman meski di tengah pandemik.

"Jaringan Rumah Sakit Siloam menjalankan protokol kesehatan bagi pasien dan tenaga medis, untuk memastikan keamanan dan kesehatan bersama," ujar dia melalui siaran tertulis, Senin (15/6).

1. Tindakan operasi dengan protokol kesehatan

Jangan Takut Operasi Jantung Saat Pandemik Virus CoronaIlustrasi operasi bedah (pixabay.com/Sasin Tipchai)

Maizul mengatakan sebelum jadwal operasi diberikan kepada pasien, proses skrining dan pemeriksaan COVID-19 akan dilakukan terlebih dahulu.

“Dengan menjalankan protokol dan skrining kesehatan sebelum tindakan operasi dilakukan, masyarakat tidak perlu menunda atau merasa takut untuk menjalani operasi jantung. Karena kesehatan jantung adalah kondisi kesehatan yang harus segera ditangani secara cepat dan tepat,” kata dia.

Baca Juga: Waspada! Virus Corona Picu Serangan Jantung Melalui Reseptor

2. Penyakit jantung yang umum terjadi jantung koroner

Jangan Takut Operasi Jantung Saat Pandemik Virus Corona(IDN Times/Arief Rahmat)

Maizul menjelaskan penyakit jantung yang paling umum terjadi adalah jantung koroner.

"Biasanya kasus jantung koroner dialami mulai dari usia produktif, yaitu termuda 31 tahun hingga 85 tahun," ujar dia.

3. Penyakit jantung koroner berhubungan erat dengan gaya hidup

Jangan Takut Operasi Jantung Saat Pandemik Virus CoronaIlustrasi gaya hidup (IDN Times/Sukma Shakti)

Dokter yang juga pimpinan Siloam Heart Institute (SHI) itu menyebutkan untuk kasus usia di bawah 50 tahun, kejadian penyakit jantung koroner berhubungan erat dengan gaya hidup, seperti pola makan yang kurang baik, merokok, tidak berolahraga, hipertensi, serta stres yang tinggi.

"Selain itu, dapat juga terjadi karena hiperkolesterolemia atau gula darah tinggi, karena hasil metabolisme dari pola makan yang tidak sehat," kata Maizul.

4. Pasien yang sudah memasang stent hanya ada satu solusi

Jangan Takut Operasi Jantung Saat Pandemik Virus CoronaANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

Maizul menerangkan bagi kasus-kasus penyakit jantung koroner yang tidak bisa diatasi lagi dengan obat-obatan, atau pasien yang sudah memasang stent dan tidak dapat diulang lagi, maka hanya satu solusinya.

"Solusi untuk mengatasi kondisi tersebut adalah dengan melakukan prosedur Coronary Artery Bypass Graft (CABG)," ucap dia.

5. Tindakan bedah dengan membuat pembuluh darah baru

Jangan Takut Operasi Jantung Saat Pandemik Virus CoronaIlustrasi (IDN Times/Aji)

Maizul memaparkan CABG adalah sebuah prosedur tindakan bedah dengan membuat pembuluh darah baru, atau biasa disebut bypass pada penyakit jantung koroner.

Pembuluh darah baru tersebut nantinya akan melintasi pembuluh darah jantung yang menyempit menggunakan pembuluh darah dari bagian tubuh lain, seperti
arteri di dada, lengan, dan pembuluh vena dari kaki.

"Tindakan CABG dapat dilakukan dengan menggunakan dua teknik, yaitu dengan menggunakan mesin jantung paru konvensional (on pump) atau tanpa menggunakan mesin jantung paru (off pump)," terang Maizul.

Baca Juga: Terkena Penyakit Jantung Koroner saat Pandemik? Lakukan Ini, ya!

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya