JK Harap Polarisasi Agama di Pemilu 2019 Tak Terulang Lagi

JK bingung dengan fenomena Pemilu 2019, perlu dikaji

Jakarta, IDN Times - Sepanjang sejarah pesta demokrasi di Indonesia, pelaksanaan Pemilu serentak 2019 merupakan pemilu yang tidak jelas arah dukungannya.

Hal tersebut disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam sambutannya di acara Buka Puasa Bersama Majelis Pengurus Pusat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) di Istana Wapres Jakarta, Selasa (21/5) petang.

JK--sapaan akrabnya-- mengaku bingung sebab peserta demonstrasi yang menolak penetapan hasil Pilpres 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI merupakan kelompok yang mengatasnamakan organisasi Islam dan ulama.

"Pemilu tahun ini tidak jelas arah dukungannya. Di sini (kubu 02) menganggapnya umat, tapi di sini (kubu 01) ada Ketua MUI. Jadi yang mana ini? Kita tidak jelas apa yang terjadi, melawan apa, siapa tokohnya, siapa yang pimpin, entah siapa, semua tidak jelas. Tidak ada yang bisa dijawab, apa maunya," jelasnya.

Menurut JK, adanya Ketua MUI KH Ma'ruf Amin yang menjadi kandidat cawapres, seharusnya umat Islam tidak memprotes hasil Pilpres 2019.

Selain itu, pelaksanaan Pemilu serentak 2019 juga semakin menunjukkan perbedaan dan anggapan masyarakat terhadap kelompok Islam dan kelompok non-Islam.

"Suasana hari ini membawa kita sebagai intelektual untuk berpikir, apa yang terjadi di negeri kita ini? Sehingga terjadi suasana seperti seakan-akan terjadi polarisasi Islam dan bukan Islam," jelasnya.

JK mendorong adanya kajian lebih lanjut mengenai fenomena yang terjadi di Pemilu 2019 agar masalah tersebut tidak terulang lagi di pemilu berikutnya.

"Jadi ini perlu mengkaji apa yang terjadi sebenarnya, sehingga apa yang harus kita perbaiki, karena kalau kita tidak mengkaji nanti tentu bisa terulang lagi masalah-masalah begini," ujarnya.

Baca Juga: Ini Dua Syarat Terjadinya People Power Menurut Jusuf Kalla

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya