Kisah Pasutri Tenaga Medis Siaga COVID-19 Harus Berpisah dengan Anak

IDI: Hampir semua tenaga medis stres pulang ke rumah

Jakarta, IDN Times - Penyebaran virus corona atau COVID-19 yang sudah mewabah di 32 provinsi di Indonesia kian meresahkan. Rumah sakit kewalahan menangani pasien yang terus bertambah. Seluruh tenaga medis dikerahkan untuk melayani pasien.

Tenaga medis sebagai garda terdepan saat ini tengah berjuang agar ribuan pasien yang positif virus corona sembuh. Mereka rela mengorbankan segalanya untuk tugas mulia tersebut.

Berbagai kisah perjuangan tenaga medis muncul di linimasa. Salah satu yang menyita perhatian publik adalah kisah sepasang suami istri yang sama-sama berprofesi sebagai tenaga medis di Bogor.

Dalam akun Twitter @CahyadiAnugrah yang berprofesi sebagai ER paramedis di Instalasi Gawat Darurat sebuah rumah sakit di Bogor, mengungkapnya dirinya yang tidak bisa memeluk anak dan orangtuanya sejak pandemik COVID-19 melanda tanah air.

1. Cahyadi terpaksa menitipkan anaknya setiap hari

Kisah Pasutri Tenaga Medis Siaga COVID-19 Harus Berpisah dengan AnakRapid test HIPMI Jabar. Dok. IDN Times/Istimewa

Cahyadi mengungkapkan sudah dua minggu terakhir, dia dan sang istri hanya bisa bertemu dengan anaknya satu hari dalam seminggu.

"Hampir 2 minggu anak gw dititip di orang tua, (gw sama istri perawat siaga Covid semua). Tiap hari minggu dijemput, senin gw anter kerumah nyokap lagi. Gw takut bulan depan dia ngomong "sesuai aplikasi ya bang" pas naek mobil," cuitnya, Selasa (31/3).

Baca Juga: IDI Kecewa Lihat 2 Warga Belanja ke Mal Pakai APD Lengkap

2. Takut sang anak jika tinggal bersamanya akan menjadi carrier virus

Kisah Pasutri Tenaga Medis Siaga COVID-19 Harus Berpisah dengan AnakIlustrasi petugas medis berada di dalam ruangan Respiratory Intensive Care Unit. (ANTARA FOTO/Ampelsa)

Dia terpaksa menitipkan anaknya ke orangtuanya hampir tiap hari karena takut sang anak jika tinggal bersamanya akan menjadi carrier virus.

"Gw takut kalo dia fulltime sama gw dan istri, gw takut dia jadi carrier virus, karena transmisi dari gw atau istri. Karena anak kecil belom faham phisycal distancing, yang dia tau glendotan biar dapet cebanan" tulisnya.

3. Cahyadi juga rindu memeluk orangtuanya

Kisah Pasutri Tenaga Medis Siaga COVID-19 Harus Berpisah dengan AnakANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

Tidak hanya menahan perasaan rindu untuk sang anak, namun dia juga merindukan pelukan orangtuanya. Cahyadi berharap agar pandemik virus corona ini cepat berakhir agar bisa berkumpul bersama keluarganya.

"Gw sangat berharap, wabah ini segera terkendali. Kangen tauk meluk nyokap sama bokap... Kangen ajalah pokoknya. #DiRumahAjaYa," cuitnya.

IDN Times sudah berusaha menghubungi pemilik akun tersebut, namun sampai berita ini ditulis belum ada tanggapan.

4. Banyak tenaga medis pulang dalam keadaan stres

Kisah Pasutri Tenaga Medis Siaga COVID-19 Harus Berpisah dengan AnakWaketum PB IDI, dr. Moh Adib Khumaidi, SpOT dalam diskusi di kawasan Jakarta Pusat (IDN Times/Margith Juita Damanik)

Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Mohammad Adib Khumaidi menceritakan kekhawatiran para tenaga medis yang berada di garda terdepan menangani pasien virus corona atau COVID-19. Tak sedikit dari mereka yang pulang dalam keadaan stres karena khawatir mereka membawa virus bagi keluarga.

Hal ini terjadi hampir pada semua tenaga medis di seluruh daerah, baik dokter maupun perawat.

“Jujur, kita harus sampaikan stresnya, tiap pulang kita stres, jangan sampai anak kita ada apa-apa, atau keluarga kita,” kata Adib kepada IDN Times melalui siaran langsung di akun Instagram IDN Times, Rabu (1/4).

Baca Juga: Dua Dokter Meninggal Dunia, IDI Telusuri Pola Baru Penyebaran COVID-19

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya