Klaster Perkantoran Jakarta Picu Munculnya Klaster Keluarga di Bodebek

Jakarta, IDN Times - Wakil Koordinator Sub Divisi Kebijakan dan Kajian Epidemiologi Gugus Tugas Jawa Barat Bony Wiem Lestari mengatakan, kasus positif COVID-19 di kawasan Bogor, Depok, dan Bekasi (Bodebek) terus meningkat. Salah satu penyebabnya, karena muncul klaster keluarga di kawasan tersebut.
Berdasarkan data PIKOBAR (Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jabar), pada Selasa 18 Agustus 2020 pukul 15:00 WIB, jika diakumulasikan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 dalam tujuh hari terakhir bertambah 666.
"Ada penambahan kasus yang cukup banyak. Jadi, angka reproduksi efektifnya (Rt) juga naik. Kemudian, ada banyak klaster perkantoran yang sebetulnya mereka berkantor di Jakarta, kemudian menularkan ke anggota keluarga yang tinggal serumah. Jadi klaster rumah tangga. Kemarin cukup banyak kasusnya," ucap Bony dalam siaran tertulis, Rabu (19/8/2020).
Baca Juga: 31 Perkantoran Jakarta Tutup Karena COVID-19, Ini Daftar Lengkapnya
1. Pembatasan mobilitas kunci untuk mencegah munculnya klaster keluarga
Menurut Bony, munculnya transmisi rumah tangga (household transmission) juga terjadi di sejumlah negara, seperti Amerika Serikat dan Selandia Baru.
"Pembatasan mobilitas masyarakat, menjadi salah satu kunci untuk menekan potensi klaster keluarga," terangnya.
2. Pelacakan kontak erat dilakukan secara masif
Pelacakan kontak erat pun harus dilakukan secara masif. Bony mengatakan, isolasi maupun karantina mandiri wajib dilakukan pihak yang melakukan kontak erat sebelum hasil swab test keluar. Tujuannya, supaya sebaran SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19, tidak meluas.
"Kalau tidak cepat dilakukan tes, lacak, dan isolasi, kontak erat dari kasus positif berpotensi menjadi sumber penularan karena melakukan kegiatan di luar rumah. Selama mobilitas orang tidak bisa dibatasi, penularan akan terus terjadi dan sulit untuk dicegah," ucapnya.
3. Membentuk Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 di perkantoran
Editor’s picks
Bony menyatakan, masyarakat adalah garda terdepan melawan COVID-19. Banyak bukti ilmiah menunjukkan, penerapan protokol kesehatan efektif cegah penularan COVID-19.
Penerapan protokol kesehatan dengan ketat di perkantoran, menurut Bony, harus dilakukan. Salah satunya dengan membentuk Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 di perkantoran.
"Nantinya, Satgas COVID-19 memastikan karyawan yang masuk dalam keadaan sehat dan protokol kesehatan diterapkan dengan sebaik mungkin," paparnya.
4. Satgas COVID-19 memastikan setiap lokasi memiliki dan menerapkan protokol kesehatan
Bony menerangkan, idealnya perkantoran atau perusahaan atau bisnis apa pun yang masih ada pelayanan tatap muka atau kegiatan tatap muka, sebisa mungkin membentuk Satgas COVID-19 untuk memastikan setiap lokasi memiliki dan menerapkan protokol kesehatan.
"Skrining awal sebelum berangkat kerja dengan mengisi kuisioner singkat. Misalnya apakah hari ini ada gejala batuk, pilek, dan demam? Apakah ke kantor menggunakan transportasi umum atau pribadi, dan seterusnya. Intinya ada edukasi dan sosialisasi atau promosi kesehatan yang terus-menerus dari perusahaan kepada karyawan. Harapannya, semua orang paham dan beradaptasi dengan kebiasaan baru," imbuhnya.
5. Kedisiplinan masyarakat terapkan protokol kesehatan untuk mengendalikan sebaran COVID-19
Bony menegaskan, kedisiplinan masyarakat terapkan protokol kesehatan amat penting dalam pengendalian sebaran COVID-19 pada masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di Jabar.
"Implementasi protokol kesehatan, disiplin pakai masker, jaga jarak, terapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan syarat wajib sebelum vaksin COVID-19 ditemukan," ucapnya.
Baca Juga: Penularan COVID-19 Klaster Keluarga di Kota Bogor Semakin Meningkat