KLHK: Hutan Alam di Gunung Cycloop Jayapura Bukan Penyebab Banjir

Warga hanya gunakan 500 hektar lahan cagar alam

Jakarta, IDN Times - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengungkapkan kondisi alam di pegunungan Cycloop di Jayapura, Papua, yang diduga jadi penyebab banjir bandang Sentani, dalam kondisi bagus.

"Kami sudah mengecek dalam cagar alam pegunungan Cycloop tidak ada izin perkebunan atau pertambangan, yang ada hanya pemukiman dengan kebun atau ladang mereka," ujar Direktur Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan pada Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan KLHK, Belinda Arunawati Margono di kantor KLHK, Jakarta, Selasa (19/3).

1. Hutan alam di pegunungan Cycloop masih bagus

KLHK: Hutan Alam di Gunung Cycloop Jayapura Bukan Penyebab BanjirANTARA News

Belinda mengungkapkan, KLHK juga telah menelaah letak kebun atau ladang warga setempat berada di lereng di bawah 15 persen dari cagar alam bukan di atas sehingga tidak merusak kondisi cagar alam pegunungan Cyloop.

"Kami lihat vegetasinya, hutan alamnya di cagar alam pegunungan Cyloop masih bagus," katanya.

Baca Juga: KLHK: Penyebab Banjir Bandang Sentani Bukan Pembalakan Liar

2. Hutan terbuka bukan berarti ilegal logging

KLHK: Hutan Alam di Gunung Cycloop Jayapura Bukan Penyebab BanjirANTARA News

Dirjen Konservasi dan Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Wiratno menambahkan, cagar alam di Sentani dikelola secara adat oleh lima suku besar di Papua. Dia percaya masyarakat adat akan menjaga alam di Sentani, Papua.

Wiratno mengungkapkan wilayah Sentani memiliki savana yang luas, jadi jika dilihat dari atas ada daerah-daerah yang terbuka belum tentu karena pembukaan hutan.

"Jika ada illegal logging kami akan bekerja sama dengan masyarakat adat setempat, karena pegunungan Cyloop ini memang tempat yang indah dan pas jika ingin melihat keindahan burung Cendrawasih," ujarnya.

3. Sentani jadi daerah rawan longsor

KLHK: Hutan Alam di Gunung Cycloop Jayapura Bukan Penyebab BanjirTwitter/@KSPgoid

Direktur Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (PDASHL) KLHK, Ida Bagus Putera Prathama menerangkan dari 2.400 hektar lahan, hanya 500 hektar hutan lindung yang dipakai warga sisanya merupakan lahan pemukiman.

Meski demikian, Ida Bagus Putera Prathama mengakui kondisi topografi di Sentani memang rawan longsor sehingga dia hanya bisa memberi informasi pemetaan daerah rawan longsor agar menjadi dasar pemerintah setempat merencanakan pembangunan.

"Kami tidak bisa serta merta mengusir warga sebab mereka sudah bertahun-tahun bermukim jadi kami hanya mengajak mereka agar mengikuti kaidah-kaidah konservasi tanah dan air," kata dia.

Baca Juga: [UPDATE] Banjir Bandang Sentani Papua: 89 Orang Meninggal, 206 Hilang

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya