Menkes: Banyak Korban Jiwa Bukan dari Perang Tapi Penyakit Menular 

Penting kemandirian bahan baku farmasi dalam negeri

Jakarta, IDN Times - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, perang yang banyak memakan korban jiwa bukanlah perang dengan alam, tetapi penyakit menular.

“Jika kita lihat dalam sejarah, perang yang paling banyak memakan korban jiwa bukanlah perang dengan alam atau sesama manusia, tetapi perang dengan penyakit khususnya penyakit menular yang disebabkan oleh kelompok makhluk bernama patogen. Bisa berupa virus, bakteri, atau parasit,” ujar Menkes dalam siaran tertulis, Selasa (4/5/2023).

Baca Juga: Penyakit Tidak Menular Penyebab Kematian Tertinggi di Indonesia

1. Masyarakat yang meninggal karena stroke dan kanker jumlahnya lebih banyak

Menkes: Banyak Korban Jiwa Bukan dari Perang Tapi Penyakit Menular Seorang anak penyintas kanker ikut dalam pawai becak dalam peringatan Hari Kanker Anak Internasional (HKAI) di Medan, Minggu (16/2) (IDN Times/Prayugo Utomo)

Dia menegaskan, penyebab kematian terbesar masih dipegang oleh penyakit yang sering dianggap tidak begitu penting oleh masyarakat.

“Masyarakat yang meninggal karena stroke dan kanker jumlahnya lebih banyak daripada penyebab kematian lain, seperti contoh bencana alam ataupun pasukan yang gugur akibat perang,” kata Budi.

2. Wujudkan transformasi sistem ketahanan kesehatan melalui farmasi

Menkes: Banyak Korban Jiwa Bukan dari Perang Tapi Penyakit Menular Petugas laboratorium Farmasi

Menkes mengimbau pentingnya mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk menghadapi penyakit dengan melakukan langkah-langkah preventif. Salah satunya dengan mewujudkan transformasi sistem ketahanan kesehatan melalui kemandirian bahan baku farmasi dalam negeri.

“Salah satu upaya preventif mewujudkan sistem ketahanan kesehatan yakni bisa melalui pembangunan fasilitas-fasilitas deteksi kesehatan seperti laboratorium kesehatan masyarakat, laboratorium PCR, dan laboratorium genome sequence,” ujar Budi.

3. Kemandirian obat untuk persiapan pandemik berikutnya

Menkes: Banyak Korban Jiwa Bukan dari Perang Tapi Penyakit Menular Ilustrasi petugas saat disinfektan COVID-19. (ANTARA FOTO/Fauzan)

Selain itu, wujud keberhasilan sistem transformasi ketahanan kesehatan juga bergantung pada industri kefarmasian, obat-obatan, vaksin, dan surveilans. Hal ini harus dipersiapkan dengan baik untuk menghadapi pandemik berikutnya.

“Pentingnya untuk memahami peran obat-obatan dan farmasi bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia. Karena kita akan sangat bergantung pada industri farmasi apabila di kemudian hari kita menghadapi pandemik lagi,” ujar Budi.

4. Pabrik obat-obatan untuk perkuat sistem ketahanan kesehatan

Menkes: Banyak Korban Jiwa Bukan dari Perang Tapi Penyakit Menular ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Mardya Shakti)

Saat ini, Indonesia memiliki teknologi vaksin berbasis virus dan protein. Namun belum bisa memproduksi vaksin berbasis vektor, RNA/DNA. Sehingga dalam pemenuhan kebutuhannya masih bergantung pada negara lain.

Selanjutnya, Budi mengungkapkan bahwa pembangunan industri farmasi atau obat-obatan berbasis kimia, darah, maupun bioteknologi saat ini sedang diupayakan untuk memperkuat sistem ketahanan kesehatan di Indonesia.

“Kita bertekad untuk membangun pabrik obat-obatan serta kapasitas penelitian dan pengembangannya di Indonesia supaya dapat memenuhi kebutuhan farmasi dalam negeri dan tidak perlu lagi import,” imbuh Budi.

Baca Juga: Menkes: Vaksinasi COVID-19 Tidak Wajib Jika Status Kedaruratan Dicabut

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya