Pakar Kesehatan: Karantina WNI di Kapal Perang Itu Bikin Stres!

Proses karantina lebih baik dilakukan di daratan

Jakarta, IDN Times - Pulau Natuna saat ini menjadi sorotan publik. Pasalnya, pemerintah memutuskan bahwa 238 Warga Negara Indonesia yang dievakuasi dari Wuhan menjalani observasi di Lanud Raden Sadjad, Natuna, selama 14 hari.

Kondisi ini menimbulkan polemik khususnya warga setempat, sebab mereka takut tertular Virus Corona (2019-nCoV) yang menyebabkan 425 warga Tiongkok meninggal dunia dan 20.000 orang terpapar virus corona jenis baru ini, data Selasa (4/2).

Bahkan, Wakil Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyri menyarankan agar proses karantina dilakukan di rumah sakit apung milik TNI.

Dari kacamata medis, proses karantina WNI dari Wuhan tersebut sebaiknya ditempatkan di mana, sih? Berikut ini pemaparan para ahli kesehatan.

1. Proses karantina untuk mengurangi potensi penularan

Pakar Kesehatan: Karantina WNI di Kapal Perang Itu Bikin Stres!Dokter spesialis mikrobiologi RSUI, dr. R. Fera Ibrahim, MSc, SPMK (K) dalam media briefing di Rumah Sakit Universitas Indonesia, Depok, Selasa (4/2).

Dokter spesialis mikrobiologi RSUI, dr. R. Fera Ibrahim, MSc, SPMK (K), Phd, menegaskan bahwa virus corona dimungkinkan penularan melalui droplet (percikan air liur) atau kontak langsung dengan lingkungan atau objek yang terkena droplet sehingga  harus dikarantina agar tidak menular.

"Proses karantina dilakukan untuk mengurangi potensi penularan, jadi apa yang dilakukan pemerintah saat ini sudah tepat," ujarnya usai menyampaikan kegiatan media briefing di Rumah Sakit Universitas Indonesia, Depok, Selasa (4/2).

2. Proses karantina lebih baik di hanggar daripada kapal

Pakar Kesehatan: Karantina WNI di Kapal Perang Itu Bikin Stres!(ANTARA FOTO/M N Kanwa)

Fera juga mengungkapkan proses karantina juga lebih baik dilakukan di ruangan terbuka sehingga terjadi pengenceran konsentrasi seandainya ada virus-virus di udara melalui droplet lebih mudah dilakukan dibanding ruangan tertutup.

"Kalau di kapal kondisi ruangan tertutup potensi droplet objek di kapal mudah kontak orang lain, sementara di hanggar ruangannya lebih luas dan dia bisa keluar. Terlebih di luar mereka bisa beraktivitas dan mendapatkan ventilasi lebih baik, saya rasa sudah diperhitungkan pemerintah," imbuhnya.

3. Jika ditempatkandi tengah laut lebih mudah stres nantinya

Pakar Kesehatan: Karantina WNI di Kapal Perang Itu Bikin Stres!(Warga Natuna berunjuk rasa menolak kehadiran ratusan WNI dari Wuhan) ANTARA FOTO/Cherman

Senada, Direktur Umum RS Universitas Indonesia, Dr. dr. Budiman Bela, SpMK(K) menegaskan apa yang sudah dilakukan Pemerintah Indonesia sudah sangat tepat. Dia mengatakan pemerintah sudah mempertimbangkan banyak hal sebelum lakukan karantina di Natuna.

"Apa gak stres jika mereka ditempatkan di kapal di tengah laut, jika di darat mereka bisa beraktivitas?," paparnya.

Baca Juga: Menkes: Karantina WNI dari Wuhan di Kapal Perang Itu Gak Manusiawi!

4. Pencegahan penularan virus corona tidak semudah itu

Pakar Kesehatan: Karantina WNI di Kapal Perang Itu Bikin Stres!IDN TIMES/Dimas Fitra Dirgantara

Menurut Budiman, seandainya mereka ditempatkan dalam satu tempat misalkan kapal perang dengan lebih banyak ruangan tertutup, maka metode pencegahan virus corona lebih sulit lagi.

Standarnya, misalkan untuk tuberkulosis saja memerlukan 12 kali pertukaran udara dalam satu jam, sehingga penempatan mereka di ruang terbuka lebih bagus.

"Mencegah gak semudah itu, jika ditempatkan di kapal ada koki atau orang banyak dalam satu ruang, bayangkan jika semua kru kapal tertular maka biaya akan meledak, sebab untuk menangani ini butuh orang ahli dan untuk melatih koki atau kru juga tidak semudah itu," bebernya.

5. Wakil Ketua Komisi I DPR RI sarankan karantina di kapal rumah sakit apung milik TNI

Pakar Kesehatan: Karantina WNI di Kapal Perang Itu Bikin Stres!Petugas RSUD Bahteramas Kendari mengenakan pakaian khusus di ruang isolasi khusus untuk pasien yang terinfeksi virus corona di Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (28/1/2020). (ANTARA FOTO/JOJON)

Sementara, Wakil Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyari menyarankan pemerintah, agar karantina Warga Negara Indonesia (WNI) yang kembali dari Tiongkok, dilakukan di kapal rumah sakit apung milik TNI.

"Untuk karantina, saya usulkan di kapal rumah sakit apung, ada 200 kamar, sehingga tidak bersitegang seperti di Natuna," kata dia.

6. RS Apung diharapkan bisa jadi solusi penolakan warga lokal di Natuna

Pakar Kesehatan: Karantina WNI di Kapal Perang Itu Bikin Stres!Ilustrasi (ANTARA FOTO/cnsphoto via REUTERS)

Abdul Kharis mengapresiasi langkah pemerintah yang telah mengevakuasi WNI dari Tiongkok, namun tetap harus mengikuti protokol kesehatan yang berlaku. Salah satunya, menurut dia, terkait karantina. Ia menyebut harus dicari tempat yang tidak menimbulkan polemik seperti di Natuna yang mendapatkan penolakan dari warga setempat.

"Proses karantina di rumah sakit apung di tengah laut selama 2 x 14 hari tidak ada yang protes," ujar Abdul. 

Ia mengungkapkan publik tidak perlu khawatir terhadap fasilitas kesehatan di rumah sakit apung. Fasilitas medisnya sudah memadai, sehingga dapat menunjang proses observasi.

Baca Juga: Datangi DPR, Bupati Natuna Minta Bangun Rumah Sakit sebagai Kompensasi

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya