Risma: ASEAN Berupaya Menangani Disabilitas Secara Baik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Sosial Tri Rismaharini mengatakan, disabilitas tak hanya jadi isu di ASEAN saja, tetapi juga dunia. Sebab, jumlah penyandang disabilitas cukup besar.
Risma memaparkan, ada sekitar 62 juta penyandang disabilitas di ASEAN. Sedangkan, di Indonesia sendiri jumlahnya mencapai 22,9 juta jiwa.
"Karena itulah, AHLF mengundang peserta dari Amerika Serikat, Inggris dan Australia untuk melihat bagaimana negara-negara ASEAN sudah berupaya menangani disabilitas secara baik sekaligus berdiskusi dan bertukar pengalaman," ujar Risma dalam Forum Tingkat Tinggi ASEAN tentang Pembangunan Inklusif Disabilitas dan Kemitraan Pasca Tahun 2025 di Makassar, Selasa (10/9/2023).
1. Kemensos gunakan sebagian anggaran untuk berdayakan disabilitas
Ketua Komisi VIII RI, Ashabul Kahfi mengatakan, pihaknya mengapresiasi langkah yang dilakukan Kemensos dalam penyelenggaraan AHLF.
Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, pemerintah didorong supaya menjalin kerja sama dengan banyak pihak agar bisa memberikan pelayanan yang lebih baik lagi bagi penyandang disabilitas.
"Kemensos selama ini, sangat memperhatikan hak-hak penyandang disabilitas. Dari anggaran sekitar Rp80 triliun, sebagian digunakan untuk memberdayakan penyandang disabilitas,” katanya.
Baca Juga: Risma: Disabilitas Bisa Wirausaha Mandiri
2. Kemiskinan ekstrem ditargetkan lenyap pada 2024
Editor’s picks
Dia mengatakan, pemenuhan hak disabilitas merupakan upaya mewujudkan desain pembangunan manusia Indonesia. Sehingga, tak ada satupun yang tertinggal, termasuk disabilitas.
Pernyataan ini disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial, Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Nunung Nuryartono.
"Kementerian Sosial selama ini sudah merancang banyak program agar penyandang disbilitas bisa keluar dari kemiskinan ekstrem. Presiden mencanangkan agar 2024 tidak ada lagi kemiskinan ekstrem. Itu menjadi target kita bersama,” ujar Nunung.
3. AHLF bisa merancang master plan penangangan disabilitas
Sementara itu, Ketua Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia, Norman Yulian, mengapresiasi keseriusan Kemensos dalam mewujudkan Indonesia yang inklusi dan ramah disabilitas.
Pemerintah juga sudah berupaya dengan berabagai cara agar terbentuk Indonesia yang inklusi, termasuk bagi penyandang disabilitas, baik di sektor pendidikan, maupun ketenagakerjaan.
“Harapan kami, melalui AHLF ini bisa dirancang master plan penangangan disabilitas untuk kawasan ASEAN,” kata Norman.
Baca Juga: Buka Forum AHLF 2023, Risma: Hapus Stigma dan Diskriminasi Disabilitas