Tingkat Kematian Tinggi, Menkes Kaji 2 Vaksin COVID-19 untuk Anak

50 persen kematian menimpa anak balita

Jakarta, IDN Times - Di tengah proses vaksinasi, tren kasus COVID-19 pada anak dan usia muda di Indonesia cenderung meningkat. Berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), per 21 Juni 2021, disebutkan satu dari delapan kasus COVID-19 dialami orang di bawah usia 18 tahun.

Adapun tingkat kematian pada anak mencapai 3 sampai 5 persen. Mirisnya dari jumlah itu, sebanyak 50 persen anak yang meninggal dunia karena COVID-19 adalah balita. Lalu kapan vaksinasi anak dan usia muda di mulai?

Menteri kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat ini sedang mengkaji pemberian vaksin virus corona untuk anak. Terdapat dua vaksin yang saat ini tengah dikaji.

"Kita sedang mengkaji vaksin mana yang sudah mendapatkan EUA untuk usia muda. Yang sudah kita amati ada dua, yakni Sinovac yang bisa untuk usia 3-17 (tahun), kemudian Pfizer bisa umur 12-17 tahun," jelas Budi dalam konferensi pers yang dipantau daring, Jumat (25/6/2021).

1. Kemenkes kaji bersama ITAGI

Tingkat Kematian Tinggi, Menkes Kaji 2 Vaksin COVID-19 untuk AnakPetugas medis memperlihatkan vaksin COVID-19 produksi Sinovac sebelum proses penyuntikan menyuntikan ke tenaga kesehatan di RS Siloam TB Simatupang, Jakarta, Kamis (14/1/2021) (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Baca Juga: Cara Cek Data Vaksinasi COVID-19, Ada Lokasi Vaksinasi Terdekat    

Untuk itu, pihaknya sudah berkomunikasi dengan sudah ITAGI (Indonesia Technical Advisory Group on Immunization) untuk mendapatkan rekomendasi pemberian vaksin pada kelompok usia anak dan remaja.

"Kita juga melakukan studi bagaimana treatment pemberian vaksin di bawah usia 18 tahun. Mudah-mudahan dalam waktu dekat, kita bisa lakukan keputusan berdasarkan data," imbuh Budi.

2. Kematian anak paling banyak di dunia

Tingkat Kematian Tinggi, Menkes Kaji 2 Vaksin COVID-19 untuk AnakPetugas memakamkan jenazah dengan protokol COVID-19 di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, Senin (21/6/2021). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat.

Sebelumnya, Ketua umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aman Bhakti Pulungan mengaku khawatir, kondisi saat ini bisa membuat penanganan COVID-19 di Indonesia ambruk. Dia mengungkapkan, satu dari delapan kasus COVID-19 adalah anak-anak.

"Data IDAI menunjukkan case fatality rate-nya itu adalah 3-5 persen, jadi kita ini kematian paling banyak di dunia," ujar Aman dalam konferensi pers lima organisasi profesi dokter mengenai melonjaknya kasus COVID-19 di Indonesia yang diselenggarakan secara daring, Senin (21/6/2021).

3. Sebanyak 50 persen kematian menimpa balita

Tingkat Kematian Tinggi, Menkes Kaji 2 Vaksin COVID-19 untuk AnakIlustrasi Posyandu. ANTARA FOTO/Maulana Surya

Melonjaknya kasus COVID-19 pada anak-anak, kata Aman, nyatanya tidak dibarengi dengan ketersedian layanan fasilitas kesehatan bagi anak. Salah satunya adalah ruang rawat khusus anak.

Aman di akun Twitternya menjelaskan bahwa saat ini ada 12-15 kasus COVID-19 menginfeksi anak-anak. Sedangkan, ruang rawat khusus anak saat ini hanya ada 12 persen.

Dia mengatakan, dari seluruh kematian anak, sebanyak 50 persennya menimpa balita. Maka dari itu, dia mengimbau agar orang tua bisa menjaga kesehatan anak sebagai bentuk pemenuhan hak mereka, yakni hak untuk hidup dan sehat.

"Hidup kita untuk apa kalau bukan untuk anak kita, jaga anak kita, jaga anak kita, jangan sampai anak ada yang sakit," ujar Aman.

Baca Juga: Terpapar COVID-19, Dua Balita di Jepara Meninggal Dunia

Topik:

  • Jihad Akbar

Berita Terkini Lainnya