Usai Penembakan Christchurch, Keamanan di Segitiga Emas Diperketat

Ani berjaga di gereja sampai pagi

Jakarta, IDN Times - Penembakan brutal yang terjadi di dua masjid di kota Christchurch, Selandia Baru pada Jumat (15/3) sempat membuat suasana Kampung Sawah, Jati Murni, Pondok Melati, Bekasi, mencekam.

Warga Kampung Sawah, Alvian, menceritakan usai penembakan di Christchurch, Selandia Baru, sejumlah personel kepolisian mengamankan gereja dan masjid di sana.

Baca Juga: #Headscarfforharmony, Bentuk Dukungan Terhadap Peristiwa Christchurch

1. Warga Kampung Sawah heterogen

Usai Penembakan Christchurch, Keamanan di Segitiga Emas DiperketatIDN Times/ Dini suciatiningrum

Menurut laki-laki 36 tahun ini, pengamanan tersebut sebagai antisipasi jika terjadi hal yang tidak diinginkan. Pasalnya, Kampung Sawah dikenal dengan masyarakatnya yang heterogen baik suku dan agama.

"Meski begitu, warga kami rukun saja dan tidak ada gesekan apa pun, pengamanan itu hanya bentuk antisipasi," imbuh Alvian.

2. Ani jaga gereja sampai pagi

Usai Penembakan Christchurch, Keamanan di Segitiga Emas DiperketatIDN Times/Dini Suciatiningrum

Kepala Kelompok Sadar Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Pokdar Kamtibmas) Kampung Sawah, Agatha Ani, membenarkan bahwa usai penembakan yang menewaskan warga sipil di Selandia Baru beberapa waktu lalu, sejumlah pihak keamanan terjun di wilayah Kampung Sawah.

Menurut Ani, hal tersebut wajar sebagai langkah pencegahan sebab Kampung Sawah dihuni banyak masyarakat yang berbeda, baik agama maupun suku, dibanding wilayah lain.

"Saya pun ikut berjaga di depan gereja sampai pagi waktu itu. Alhamdulilah, gak ada apa-apa," ujar perempuan berjilbab tersebut.
 

3. Masyarakat terbiasa hidup berbeda

Usai Penembakan Christchurch, Keamanan di Segitiga Emas DiperketatIDN Times/Dini Suciatiningrum

Ani mengungkapkan bahwa sejak dia lahir, kehidupan di Kampung Sawah selalu damai dan rukun meski masyarakat mempunyai suku dan agama yang berbeda.

Menurutnya, mempertahankan kerukunan antar warga di Kampung Sawah adalah sesuatu yang mudah sebab sudah mengakar secara turun-temurun dalam masyarakat.
"Nenek moyang kami sudah mengajarkan bagaimana hidup penuh toleransi dan menghargai satu sama lain, jadi kami sudah terbiasa hidup dalam perbedaan," jelas Ani lebih lanjut.

Kampung Sawah yang berada di wilayah Jatimurni, Pondok Melati, Bekasi, Jawa Barat ini memang terkenal memiliki segitiga emas karena di sana berdiri berdampingan Gereja Katolik Servatius, Gereja Kristen Pasundan, dan Masjid Agung Al Jauhar Yasfi. Apabila ditarik garis di antara ketiganya, terbentuklah segitiga.

Baca Juga: Segitiga Emas Kampung Sawah, Bukti Masih Ada Semangat Toleransi 

Topik:

  • Elfida

Berita Terkini Lainnya