Waduh! Kasus DBD Meroket, Renggut 432 Jiwa Sepanjang 2022

Perlu upaya preventif melalui Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik

Jakarta, IDN Times - Penyakit Demam Berdarah Dengue  (DBD) masih menjadi ancaman serius di sejumlah wilayah Indonesia di tengah pandemik. Pasalnya penyakit ini tidak hanya berdampak terhadap sektor kesehatan, namun juga sektor sosial dan ekonomi masyarakat.

Kementerian Kesehatan mencatat, di tahun 2022 jumlah kumulatif kasus Dengue di Indonesia sampai minggu ke-22, dilaporkan 45.387 kasus. Sementara jumlah kematian akibat DBD mencapai 432 kasus.

“Peningkatan kasus DBD terus terjadi terutama saat musim hujan. Kasus dengue sudah dilaporkan di 449 kabupaten atau kota yang tersebar di 34 provinsi dengan kematian tersebar di 162 kabupaten atau kota di 31 provinsi,” kata Plt. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Tiffany Tiara Pakasi, dalam siaran tertulis, Kamis (16/6/2022).

Baca Juga: SBY Jenguk Hendropriyono yang Sakit DBD di RSPAD Gatot Subroto

1. Ini sepuluh provinsi dengan kasus DBD tertinggi

Waduh! Kasus DBD Meroket, Renggut 432 Jiwa Sepanjang 2022Seorang ibu mengompres kepala anaknya yang dirawat akibat terserang demam berdarah dengue atau DBD. (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)

Tiffany mengungkapkan, jumlah kasus DBD per 100 ribu tertinggi terjadi di 10 provinsi di antaranya Bali, Kalimantan Utara, Bangka Belitung, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur, DKI Jakarta, Jawa Barat, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Barat, dan DI Yogyakarta.

“Provinsi yang terbanyak melaporkan yaitu provinsi Lampung Jawa Barat, dan DI Yogyakarta,” lanjutnya.

2. Perlu upaya preventif melalui Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik

Waduh! Kasus DBD Meroket, Renggut 432 Jiwa Sepanjang 2022ANTARA FOTO/Reno Esnir

Dalam mengatasi penyebaran DBD, Kementerian Kesehatan telah melakukan berbagai upaya pencegahan dan pengendalian DBD terutama di daerah-daerah endemik.

“Mengingat DBD cenderung meningkat saat musim hujan, Kementerian Kesehatan mendorong agar masyarakat aktif melakukan upaya promotif preventif melalui Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J),” katanya.

3. Gerakan harus melibatkan peran aktif masyarakat khususnya anggota keluarga

Waduh! Kasus DBD Meroket, Renggut 432 Jiwa Sepanjang 2022Fogging untuk mengantisipasi wabah DBD di Jakarta Selatan. (IDN Times/Dwi Agustiar)

Tiffany menerangkan, gerakan ini melibatkan peran aktif masyarakat khususnya anggota keluarga untuk melakukan Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus di lingkungan rumah, tempat umum, dan institusi untuk mencapai Angka Bebas Jentik kurang dari 95  persen.

Gerakan G1R1J dilaksanakan serentak di 154 kabupaten/kota dengan melibatkan 6.122 koordinator Jumantik, 4.498 supervisor, dan 1.047 Kader Jumantik Pelabuhan (KJP).

“Terima kasih atas partisipasi teman-teman di daerah yang telah mendukung Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J),” ujarnya.

Baca Juga: 17 Kecamatan di Lebak Jadi Endemik DBD

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya