Wow, Turki Akan Pesan 5,2 Juta Dosis Vaksin Nusantara Besutan Terawan

Turki juga tawarkan uji klinik fase 3 di negaranya

Jakarta, IDN Times - Guru Besar Ilmu Biokimia dan Biologi Molekular Universitas Airlangga Profesor Chairul Anwar Nidom membenarkan, pemerintah Turki membeli vaksin Nusantara dari Indonesia. Nidom mengatakan Turki rencananya akan memesan vaksin yang menuai polemik itu sebanyak 5,2 juta dosis.

"Yang jelas, memang luar negeri sudah ada yang minat. Saya dapat informasi dari dokter Terawan Agus Putranto (penggagas vaksin Nusantara) bahwa ada keinginan dari negara Turki membeli vaksin Nusantara," kata Nidom dikutip dari ANTARA, Rabu (25/8/2021).

Baca Juga: [CEK FAKTA] Dunia Setujui Penggunaan Vaksin Nusantara Buatan Terawan?

1. Turki tawarkan uji klinik fase 3 di negaranya

Wow, Turki Akan Pesan 5,2 Juta Dosis Vaksin Nusantara Besutan TerawanInfografis Vaksin Nusantara. (IDN Times/Sukma Shakti)

Bahkan, Nidom menuturkan, pemerintah Turki menawarkan uji klinik fase 3 vaksin Nusantara dilakukan di negara mereka.

"Untuk Turki, vaksin Nusantara ini justru menguntungkan, karena terus terang bahwa vaksin Nusantara ini dari aspek risiko toksisitas (keracunan), faktor sosial agama itu kan gak ada masalah. Jadi kalau dia bisa menangkap itu, paling tidak negara Islam akan di-cover sama Turki," katanya.

2. Para relawan merasa lebih nyaman usai disuntik vaksin Nusantara

Wow, Turki Akan Pesan 5,2 Juta Dosis Vaksin Nusantara Besutan TerawanKapuspen TNI Mayjen TNI Achmad Riad (tengah) didampingi Kapuskes TNI Mayjen TNI Tugas Ratmono (kanan) dan Wakil Kepala RSPAD Gatot Subroto Mayjen TNI dr. Lukman Maruf (kiri) memberikan pernyataan dalam konferensi pers terkait Vaksin Nusantara, di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (19/4/2021). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

Nidom mengklaim vaksin Nusantara merupakan potensi bagi Indonesia dari aspek ekonomi, berkat terobosan baru dalam teknologi kesehatan dari sebuah vaksin yang sudah berumur 300 tahun itu.

Berdasarkan pengamatan aspek sains, Nidom juga mengklaim, pada saat uji klinik fase 1 dan 2 pada relawan tidak ditemukan adanya masalah. Bahkan, para relawan merasa lebih nyaman usai disuntik vaksin yang berbasis sel dendritik itu.

"Perbedaannya, vaksin Nusantara karena sel dendritik itu tidak terjadi inflamasi, sementara vaksin yang konvensional ini akan terjadi inflamasi," kata Nidom.

3. Vaksin Nusantara tidak timbulkan KIPI

Wow, Turki Akan Pesan 5,2 Juta Dosis Vaksin Nusantara Besutan Terawanilustrasi demam (IDN Times/Mardya Shakti)

Inflamasi yang dimaksud adalah kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI) yang kerap dialami peserta vaksinasi COVID-19 seperti reaksi demam, kepala pusing, bengkak, bercak kemerahan, dan sebagainya, usai seseorang menerima vaksin konvensional.

"Vaksin konvensional yang saya maksud adalah yang berbasis inactivated virus (virus yang dimatikan) maupun platform mRNA. Teknologi memasukkan sesuatu ke dalam tubuh seseorang dengan bahan asing itu adalah konvensional," kata Nidom.

Sedangkan sel dendritik pada vaksin Nusantara, kata dia, diterapkan dengan cara mengeluarkan 'mesin' di dalam tubuh untuk diolah di luar tubuh, kemudian setelah aktif dimasukkan kembali ke dalam tubuh penerima manfaat.

"Ini kan teknologi baru," klaim Nidom, lagi.

Baca Juga: Klaim Vaksin Nusantara Ampuh Lawan Mutasi COVID-19 di Tengah Polemik

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya