Jakarta, IDN Times - WIR Group yang merupakan sebuah group perusahaan teknologi digital reality asal Indonesia menggelar DISRUPTO 2018. Acara itu diadakan di Plaza Indonesia, Jakarta.
Berlangsung mulai 23-25 November 2018, Wir Group membuat DISRUPTO 2018 lebih dari sekedar event. Kegiatan ini merupakan sebuah movement inovasi teknologi. Lalu, apa saja yang mereka tawarkan dalam kegiatan itu?
DISRUPTO 2018 dibentuk menjadi sebuah movement bukan hanya sekedar event. Hal ini disampaikan langsung oleh CEO WIR Group, Daniel Surya.
“Lebih dari sekedar event, DISRUPTO merupakan movement yang bersifat inklusif, merangkul semua pelaku ekonomi yang percaya bahwa inovasi teknologi berperan besar dalam pertumbuhan bisnis saat ini dan akan datang,” kata Daniel di Plaza Indonesia, sore ini pada Jumat (23/11).
Disampaikan Daniel, movement ini tidak hanya menjadi perayaan bagi start up saja. Namun gerakan ini juga untuk menyatukan start up dengan perusahaan industri yang sudah ada sebelumnya.
Tak hanya start up dan existing industry, movement ini juga menyatukan keduanya dengan pemerintah. Tiga hal ini dianggap Daniel perlu bekerja bersama untuk menghadapi inovasi teknologi yang ada.
DISRUPTO 2018 dihadiri oleh sejumlah pelaku bisnis inovatif Indonesia. Tak hanya hadir, para pelaku bisnis inovatif akan datang membagikan pandangan mereka.
Pelaku bisnis seperti OVO, Tokopedia, Go-Jek, RedDoorz, Samsung, Grab, Investree, Amartha, Google Indonesia, JD.ID, AloDoctor, LINE Indonesia dijadwalkan akan hadir.
Berbagai topik menarik terkait disrupsi akan dibahas di DISRUPTO 2018. Beberapa yang dibahas diantaranya terkait Future Tech Zone. Dalam topik ini akan dibahas bagaimana Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR) & Artificial Intelligence (AI) merubah banyak aspek kehidupan.
Juga akan dibahas mengenai bagaimana menghubungkan pelaku startup dengan para investor. Topik yang tak kalah menarik adalah pembahasan tentang produk-produk kreatif yang belum diproduksi massal dan tentang bagaimana membuat konten digital berkualitas.
DISRUPTO 2018 tak lupa menggandeng generasi millennials untuk ikut serta dalam gerakan yang diadakan. Sejumlah 500 orang terdaftar sebagai volunteers dari movement ini.
Millennials yang turut ambil bagian adalah mereka yang punya antusiasme tinggi terhadap perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi dinilai sebagai salah satu faktor dominan terjadinya disrupsi di Indonesia. Para volunteer datang dari berbagai universitas ternama di Indonesia.